Banyak cara yang dapat dilakukan untuk memilih sampel penelitian hadis. Berbagai cara tersebut tidak selalu cocok untuk dipakai dalam setiap penelitian hadis. Metode yang salah, dapat menjurus pada hasil yang salah. Disamping itu, setiap metode sampling mempunyai karakteristik dan prasyarat tertentu.
Sampel hadis yang diambil secara tidak benar, mungkin saja tidak dapat merepresentasikan keseluruhan hadis yang relevan untuk diteliti. Misalnya sepuluh sampel takhrij hadis digunakan untuk menilai keseluruhan metode takhrij yang digunakan oleh ulama X. Kebetulan ulama’ itu hanya menggunakan metode Z pada sepuluh takhrij tersebut tapi ia menggunakan metode P, Q, R, dan S di takhrij hadis lain. Lalu apakah kesimpulannya, dia hanya memakai metode Z dalam mentakhrij hadis? Tentu saja tidak. Ini adalah contoh sampel tidak representatif atau tidak mewakili populasi.
Akan lain ceritanya, bila sepuluh sampel tersebut tidak digeneralisir untuk semua takhrij dari ulama itu. Misalnya, sampel tersebut digunakan untuk mengetahui penerapan takhrij dengan metode Z dan gaya penyampaiannya. Tipe pengambilan sampel seperti ini disebut non-probability sampling. Hal ini menunjukkan pentingnya mengetahui dan membedakan penggunaan non-probability sampling dan probability sampling.
jenis sampling | contoh | kesimpulan generalisasi |
Haphazard Sampling | mengambil hadis secara serampangan tanpa kriteria khusus dan tanpa mengetahui jumlah hadis yang bisa diteliti | tidak untuk generalisasi |
Accidental Sampling | kebetulan bertemu hadis yang mengandung illat pada matan kemudian menjadikannya penelitian illat hadis | tidak untuk generalisasi |
Snowball Sampling | mencari hadis-hadis yang satu bab dengan hadis yang mengandung kata anak usia dini/shabi untuk mencari konsep pendidikan anak usia dini dalam hadis nabawi | tidak untuk generalisasi |
Purposive Sampling | mencari hadis yang mengandung kriteria tertentu (kata zuhud) untuk mendapatkan gambara konsep zuhud dalam hadis Nabi | tidak untuk generalisasi |
Simple Random Sampling | mengambil sampel takhrij dari kitab X secara acak dengan jumlah tertentu sesuai aturan statistik untuk memprediksi macam-macam metode takhrij yang digunakan pentakhrij dan presentase kekerapannya. | Bisa untuk generalisir |
Systematic random sampling | mengambil sampel takhrij dari kitab X dengan pola urutan tertentu dalam jumlah tertentu sesuai aturan statistik untuk memprediksi macam-macam metode takhrij yang digunakan pentakhrij dan presentase kekerapannya. | Bisa untuk generalisir |
Stratified Random Sampling | mengelompokkan takhrij hadis kitab X pada empat kategori (sahih, hasan, dhaif, palsu); lalu mengambil beberapa sampel dari tiap kategori dengan jumlah tertentu sesuai aturan statistik untuk memprediksi macam-macam metode takhrij yang digunakan pentakhrij dan presentase kekerapannya. | Bisa untuk generalisir |
Cluster Random Sampling | mengambil beberapa sampel takhrij dari tiap bab dengan jumlah tertentu sesuai aturan statistik untuk memprediksi macam-macam metode takhrij yang digunakan pentakhrij dan presentase kekerapannya. | Bisa untuk generalisir |
Terdapat cara khusus untuk nmenentukan jumlah sampel penelitian. Cara mudahnya dapat menggunakan aplikasi android Sample Size Calculator. Aplikasi tersebut mampu meringankan kita dari perhitungan statistika yang asing. Kita cukup memasukkan jumlah populasi (keseluruhan hadis dalam kitab), tingkat kepercayaan, dan tingkat signifikansinya. Misalnya kita ingin kemungkinan benarnya 80% dan 0.05 (5%) untuk kemungkinan salahnya maka masukkan angka 80% untuk convidence level dan 0.05 untuk relative standar error-nya. Kemudian jumlah sampel yang harus kita teliti, akan muncul.
contoh hasil systematic random sampling dari 14587 hadis kitab al-jaami’ al-shagiir dengan tingkat kepercayaan 80% dan tingkat signifikansi 0.05
status | jumlah | persentase |
صحيح | 93 | 51.66667 |
حسن | 10 | 5.555556 |
ضعيف | 56 | 31.11111 |
ضعيف جدا | 9 | 5 |
موضوع | 12 | 6.666667 |
total | 180 | 100 |
Peneliti mengambil 180 hadis dari kitab al-Jaami’ al-Shagiir dengan nomor urut 81 [karena total hadis dibagi jumlah sampel adalah 81] dan kelipatannya. Kemudian peneliti menghitung jumlah hadis yang sahih dan dhaifnya menurut syekh Albani (hanya contoh). Setelah itu, penulis menampilkan jumlahnya pada tabel di atas. Dari tabel diatas, perkiraan presentase hadis sahih, hasan, dhaif, matruk, dan palsu dalam kitab al-Jaami’ al-Shagiir dapat diketahui. Jika hadis dhaif, dhaif jiddan, dan palsu digabung, maka totalnya 42,7%. Mari kita bandingkan dengan jumlah jumlah asli populasinya (diambil dari kitab Shahiih al-Jami’ al-Shagiir dan Dhaif al-Jami’ al-Shagiir), sebagai berikut:
status | persen sampel | jumlah populasi | persen populasi | selisih/meleset |
صحيح | 51.66667% | 8200 | 55.96506% | 4.2983893% |
حسن | 5.555556% | |||
ضعيف | 42.777777% | 6452 | 44.03494% | 1.25716626% |
total | 100% | 14652 | 100% | 5.55555556% |
Perkiraan presentase hasil sampling dan presentase keseluruhan populasi tidak terpaut jauh, hanya lima angka. Ini sesuai dengan tingkat signifikansi yang dipilih dalam penentuan jumlah sampel. Dalam percoban ini, pemilihan teknik sampling yang baik dapat menghasilkan kesimpulan yang merepresentasikan populasi aslinya.
Sumber bacaan lebih lanjut:
- teknik_sampling1.pdf (unpad.ac.id)
- 9 Macam atau Jenis Teknik Sampling untuk Riset (idntimes.com)
- Cara Menentukan Jumlah Sampel Jika Populasi Tidak Diketahui | kumparan.com
- 20112019025533-satudata-dok-Kebumen.pdf (kebumenkab.go.id)
- Accidental Sampling Adalah. Pengertian, Penerapan, Dan Lainnya. Tuntas! (akuntanmuslim.com)
- Tingkat Kepercayaan (Confidence Level) dan Tingkat Signifikansi (Significance Level) | Laboratorium Statistik dan Rekayasa Kualitas (ub.ac.id)