• Account
  • Members
  • Daftar
  • Login
Upgrade
Nuskha
Advertisement
  • Home
  • Artikel
    • Kajian Hadis
      • ulumul hadits
      • Sejarah Hadis
    • Artikel Ringan
    • Kajian Fikih
    • Review Literatur
    • biografi
    • tafsir dan ulum al-qur’an
    • Tekno
  • Agenda
  • download
    • Skripsi
    • powerpoint
No Result
View All Result
  • Home
  • Artikel
    • Kajian Hadis
      • ulumul hadits
      • Sejarah Hadis
    • Artikel Ringan
    • Kajian Fikih
    • Review Literatur
    • biografi
    • tafsir dan ulum al-qur’an
    • Tekno
  • Agenda
  • download
    • Skripsi
    • powerpoint
No Result
View All Result
Nuskha
No Result
View All Result
Home Kajian Hadis

Sikap KH. M. Hasyim Asy’ari Terhadap Hadis Maudu’

IlHAM ZIDALHAQ by IlHAM ZIDALHAQ
Agustus 29, 2023
in Kajian Hadis
0
Sikap KH. M. Hasyim Asy’ari Terhadap Hadis Maudu’
607
VIEWS

Penulis: Ilham Zihaq

Setiap perkataan bisa ditolak kecuali sabdanya Nabi Muhammad. Sehingga banyak golongan tertentu untuk memanfaatkannya untuk kepentingan pribadi dan kelompoknya. Seperti beberapa Hadist yang di buat oleh golongan Syiah. Hadis-hadis yang dibuat oleh para penguasa, dsb. Hadis seperti ini di namakan Hadist Maudu’.

Hadits Maudu’ adalah; Hadist yang di buat oleh pemalsu, yang di nisbatkan kepada Nabi Muhammad. Ulama sepakat haram hukumnya membuat hadis Maudu’ dan termasuk dosa besar. Karena ada riwayat dari nabi,

من كذب علي متعمدا فليتبواء مقعده من النار

“Barang siapa yang berbohong atas nama saya (nabi Muhammad), maka tempatilah tempatnya di api neraka”

Ini adalah ancaman nabi Muhammad bagi orang yang berani membuat hadis palsu dan dinisbatkan kepada Nabi. Dan juga haram untuk meriwayatkan hadis Maudu kepada orang lain. Kecuali jika bertujuan menjelaskan tentang kepalsuam hadis ini. Walaupun yang di riwayatkan itu Hadist yang berkaitan dengan Halal & Haram, Fadoilul A’amal, Targib, Tarhib dan lain sebagainya.

Dan orang yang meriwayatkan Hadist Maudu’ tanpa di sertai keterangan, maka dia berdosa dan termasuk orang yang berbohong atas nama Nabi. Sebab Ada riwayat dari Imam Muslim, “bahwasanya orang yang meriwayatkan hadis Maudu’, dia termasuk orang-orang yang berbohong.“

KH. Musta’in Syafi’i pernah menyampaikan bahwa Hadratussyaikh KH Hasyim Asy’ari sangat mewanti wanti terkait Hadist Maudu’ ini. Karena ancamannya yang sangat pedih dari Nabi. Dari itu, beliau melarang di pesantren Tebuireng mengadakan pengajian kitab-kitab yang di duga kebanyakan berisi Hadist-Hadist Maudu’. Seperti kitab Tanbihul Ghofilin, Durrotun Nasihin dll. Beliau tidak melarang 100% mengajarkan kitab-kitab tersebut, boleh diajarkan dengan syarat, sang Qori/pengajar bisa menjelaskan kualitas Hadist dalam kitab-kitab tersebut.

Khawatirnya jika tidak dijelaskan tentang kualitas hadis-hadisnya, banyak dari orang awam yang berpegangan dengan hadist palsu tersebut. Dan ini sangat membahayakan, sebab Hadist palsu tidak bisa di gunakan untuk Hujjah dalam hal apapun. Dari itu Hadratussyaikh melarang bagi Qori’ yang belum menguasai tentang Ilmu Hadist untuk mengajarkan kitab – kitab yang diduga berisi banyak Hadist-Hadist palsu atau Maudu’.

Perlu di perhatikan bahwa Hadratussyaikh tidak menafikan atau memusuhi kitab-kitab tersebut, tetapi hanya untuk berhati hati dalam mengamalkan hadis yang terkandung di dalamnya. Di takutkan bisa terjerumus dosa berbohong atas nama Nabi.

Guru penulis, Prof. Jamaluddin Miri pernah menyampaikan bahwa saat KH Abdurrahmsn Wahid (Gus Dur) masih menjabat menjadi ketum PBNU, beliau menginstruksikan kepada seluruh Kyai pesantren NU, untuk berhati hati dalam dalam menyampaikan hadis yang didapat dari kitab yang diduga kebanyakan hadisnya Maudhu’.

Hadratussyaikh pernah menulis artikel terkait landasan sebagian masyarakat awam dengan menggunakan hujjah hadis maudu’. Yaitu tentang hadis Sholat Hadiah yang dilakukan oleh keluarga ahli kubur agar siksanya diringankan. Hadits itu berbunyi, Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: “Bahwasanya tidak ada sesuatu kejadian yang menimpa mayyit yang lebih berat daripada malam pertama saat dia dikubur, maka kasihilah orang-orang yang telah meninggalkan kalian dengan cara bersedekah untuknya. Barangsiapa yang tidak menemukan barang yang bisa ia sedekahkan maka kerjakanlah sholat 2 rakaat dan disetiap rakaat membaca surat al-Fatihah, ayat kursi, al-Takatsur, dan al-Ikhlas 11 kali….. maka seketika itu Allah langsung mengirimkan 1000 malaikat, setiap malaikat membawa hadiah berupa cahaya yang dapat menenangkan dia dalam kuburnya sampai ditiupnya sangkakala, dan selama matahari masih terbit Allah akan memberi pahala kepada orang yang mengerjakan sholat itu seperti pahalanya 1000 orang mati syahid dan 1000 pakaian”’.

Hadratussyaikh mengomentari hadis tersebut, (Adapun hadits yang disebutkan dalam kitab Hasyiah al-Sittin itu merupakan hadits maudu’. Keterangan diambil dari kitab al-Qistholani ‘ala Al-Bukhari, [ Hadits Mukhtalaq juga dinamai dengan hadits Maudhu’, maka haram meriwayatkannya walaupun telah dijelaskan status hadisnya, dan haram pula beramal dengan berdasar kepadanya secara mutlak”. Sampai pada keterangan….. Bagi setiap orang tidak boleh berdalil dengan riwayat  yang shahih dari sabda Rasullah shallallahu ‘alaihi wasallam: “sholat itu adalah sebaik-baiknya hal yang dikerjakan, barangsiapa yang ingin menambah maka perbanyaklah, dan barangsiapa yang ingin mengurangi maka kurangilah” Tidak boleh berdalil dengan hadits ini karena yang dimaksud dengan hadist ini yaitu hanya sholat-sholat yang telah dilegalkan oleh 
syariat.]

Maka sekiranya kesunnahan sholat Hadiah ini tidak bisa dihukumi dengan hadits  maudhu’, maka sholat rebo wekasan juga tidak bisa dihukumi hanya dengan perkataan atau penjelasan ulama yang ahli makrifat, bisa jadi nanti naik kepada hukum haram karena telah berani melakukan ibadah yang sifatnya rusak.

Kehati-hatian Hadratussyaikh mencerminkan bahwa beliau sangat menguasai tentang Hadist yang diperoleh ilmunya dari Syaikh Mahfudz Termas.
والله أعلم بالصواب

Alfaqir M. Ilham Zidal Haq

Tags: Durrotun Nasihin.hadis maudu'Hasyim Asy'ariMustain SyafiiSholat HadiyahTanbihul GhofilinTebuireng
Previous Post

Muhammad Mustafa al-A’zami, Nasir as-Sunnah Era Modern

Next Post

Takhrij dengan Aplikasi, Ini Kata Dr. Abdul Aziz Sayi’

IlHAM ZIDALHAQ

IlHAM ZIDALHAQ

Related Posts

Periode Terakhir: Perkembangan Hadist Abad ke-7 Hijriyah
ulumul hadits

Periode Terakhir: Perkembangan Hadist Abad ke-7 Hijriyah

by Binti Masrurah
September 21, 2023
Asal Usul Metode Kritik Hadis Orang Barat
ulumul hadits

Asal Usul Metode Kritik Hadis Orang Barat

by YUNIAR INDRA
September 20, 2023
Shahih Bukhari dalam pandangan KH. Hasyim Asy’ari
Artikel

Shahih Bukhari dalam pandangan KH. Hasyim Asy’ari

by IlHAM ZIDALHAQ
September 6, 2023
Sejarah Perkembangan Hadis Pada Abad Kedua Hijriyah
Artikel

Perkembangan Hadist Rentang Abad ke-5 hingga ke-6 Hijriyah

by Viki Junianto
Agustus 29, 2023
Sejarah Perkembangan Hadis Pada Abad Kedua Hijriyah
Artikel

Kontribusi Ulama Hadist Abad ke-4 Hijriyah

by Viki Junianto
Agustus 29, 2023
Next Post
Takhrij dengan Aplikasi, Ini Kata Dr. Abdul Aziz Sayi’

Takhrij dengan Aplikasi, Ini Kata Dr. Abdul Aziz Sayi'

Tinggalkan Balasan Batalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

register akun perpus maha

Premium Content

Penulisan dan Pembukuan Hadis pada Abad Pertama Hijriah

Penulisan dan Pembukuan Hadis pada Abad Pertama Hijriah

Agustus 29, 2023
Oknum Guru Tarekat dalam Pandangan KH. Hasyim Asy’ari

Oknum Guru Tarekat dalam Pandangan KH. Hasyim Asy’ari

Agustus 29, 2023
Siapa Ulama?

Siapa Ulama?

Agustus 29, 2023

Browse by Category

  • Artikel
  • Artikel Ringan
  • biografi
  • Kajian Fikih
  • Kajian Hadis
  • Kegiatan Perpustakaan
  • Library Management System
  • powerpoint
  • Resensi
  • Review Literatur
  • Sejarah Hadis
  • tafsir dan ulum al-qur'an
  • Tasawuf dan Tarekat
  • Tekno
  • ulumul hadits
  • Uncategorized

Browse by Tags

aplikasi artikel Ataqoh barat dermawan di era digital dirasat asanid Dr. Abdul Aziz Sayi' Durrotun Nasihin. fikih hadis Hadis Mu’an’an Hasyim Asy'ari ikhlas ilmu hadis Imam al-A'masy isnad jarh wa ta’dil jurnal kajian hadis kajianhadist kesahihan hadis kitab kritik hadis ma'hadaly ma'hadalyhasyimasy'ari mahad aly mahasanti Mahasantri maktabah syamilah masyayikh Tebuireng Muhaddis musthalah hadits Nabi Nabi Muhammad nadzar NU OJS sahih bukhari muslim sanad Syamsul Maarif tabayyun takhrij Tasawuf Tebuireng
Nuskha

© 2023 Nuskha - powered by Perpustakaan Ma'had Aly Hasyim Asy'ari Pesantren Tebuireng.

Navigate Site

  • Account
  • Akun Saya
  • Blog Shortcode
  • Buttons & Icons
  • Checkout
  • Clients
  • Contact forms
  • Counters & Progress Bars
  • Custom HTML, CSS, JS
  • HOME
  • HOME-1
  • Keranjang
  • Logout
  • Members
  • Password Reset
  • Pendaftaran Akun Penulis Perpus MAHA
  • Perpus MAHA
  • Pricing
  • Toko
  • User

Follow Us

No Result
View All Result
  • Home
  • Kajian Hadis
  • Kajian Fikih
  • Kegiatan Perpustakaan
  • Mulai menulis

© 2023 Nuskha - powered by Perpustakaan Ma'had Aly Hasyim Asy'ari Pesantren Tebuireng.

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In
Are you sure want to unlock this post?
Unlock left : 0
Are you sure want to cancel subscription?