Kitab Shahih Bukhari merupakan salah satu kitab fonemenal yang menjadi rujukan sumber utama agama Islam. Kitab ini menduduki urutan nomor dua setelah kitab suci Al-Qur’an. Kitab yang disusun oleh Imam Bukhari ini menjadi kitab yang selalu dikaji oleh Hadratussyaikh KH. Hasyim Asy’ari. Hadratussyaikh memiliki pandangan sendiri terhadap kitab Shahih Bukhari ini.
Cakupan isi pembahasan kitab Shahih Bukhari
Imam Bukhari dalam mengarang kitab Shahih ini memiliki kecenderungan untuk merangkum seluruh hadist-hadist yang telah ditulis oleh para ulama’ sebelum Imam Bukhari dalam kitab-kitabnya. Dan cakupan isinya tidak sebatas hanya pada soal ‘aqidah atau fiqh saja. Melainkan mencakup banyak hal dalam agama Islam. Hadratussyaikh menjelaskan asal muasal penyusunan kitab Shahih sebagaimana berikut,
وأول ما صنف أهل الحديث في علم الحديث جعلوه مدونا في أربعة فنون: ١) فن الفقه، مثل «موطأ مالك»؛ ٢) وفن التفسير، مثل «كتاب ابن جريج؛ ٣) وفن السير، مثل «كتاب ابن إسحاق»؛ ٤) وفن الزهد والرقائق، مثل كتاب ابن المبارك».فأراد البخاري رحمه الله أن يجمع الفنون الأربعة في كتاب
Awal kali kitab hadis yang disusun oleh Ahli Hadis terpetakan menjadi 4 fan kategori:
1. Fan Fiqh, seperti Muwatho Imam Malik,
2. Fan Tafsir, seperti kitabnya Ibnu Juraih,
3. Fan Sejarah, seperti kitabnya Ibnu Ishaq,
4. Fan Zuhud dan Roqoiq (Tasawuf) seperti kitabnya Ibnu Mubarok.
Maka Imam Bukhari berkeinginan untuk mengumpulkan empat fan kategori tersebut dalam kitabnya.”
Dilihat dari kutipan di atas, kitab-kitab ulama’ sebelum Imam Bukhari dalam penulisan kitabnya hanya fokus pada satu fan keilmuan saja. Belum ada ulama yang menulis kitab yang isinya multidisiplin fan keilmuan. Oleh karena itu, Imam Bukhari mencoba membuat ‘terobosan’ baru untuk menulis kitab yang isinya berbagi macam fan keilmuan. Pada akhirnya kitab Shahih Bukhari mencakup fan fiqh, tafsir, sejarah, dan tasawuf dalam pembahasan hadist-hadistnya.
Pandangan Hadratussyaikh ini sejalan dengan Jonathan Brown dalam bukunya, Hadith Muhammad’s Legacy in the Medieval and Modern World (2009), Shahih Bukhari bukan sekadar senarai hadits-hadits, melainkan secara implisit memuat visi Imam Bukhari sendiri mengenai hukum-hukum Islam. Kitab tersebut mencakup banyak hal, mulai dari persoalan ibadah, kaidah-kaidah hukum, hingga konsep-konsep teknis dalam lingkup ilmu hadits.
Saat perkuliahan mata kuliah Asbabul Wurud di Ma’had Aly Hasyim Asy’ari, dosen kami, Prof. Dr. Said Aqil Munawaar menjelaskan bahwa isi kitab Shahih Bukhari terangkum pada kalimat,
(عارف شامت)
Pertama, (ع) عقيدة
Kedua, (ا) أدب
Ketiga, (ر) رقائق
Keempat, (ف) فتن
Kelima, (ش) شمائل
Keenam, (ا) أحكام
Ketujuh, (م) مغازي
Kedelapan, (ت) تفسير
Ada delapan pembahasan utama dalam kitab Shahih Bukhari yang terangkum pada kata (عارف شامت). Dan hal ini menunjukkan kesungguhan Imam Bukhari dalam menyusun kitab Shahih ini dalam waktu yang lama, yaitu selama 16 tahun penulisannya.
Editor : Alfiya Hanafiyah