• Kontributor
  • Daftar
  • Login
  • Register
Upgrade
Nuskha
Advertisement
  • Home
  • Artikel
    • Kajian Hadis
      • ulumul hadits
      • Sejarah Hadis
    • Artikel Ringan
    • Kajian Fikih
    • Review Literatur
    • biografi
    • tafsir dan ulum al-qur’an
    • Tekno
  • Agenda
  • download
    • Skripsi
    • powerpoint
No Result
View All Result
  • Home
  • Artikel
    • Kajian Hadis
      • ulumul hadits
      • Sejarah Hadis
    • Artikel Ringan
    • Kajian Fikih
    • Review Literatur
    • biografi
    • tafsir dan ulum al-qur’an
    • Tekno
  • Agenda
  • download
    • Skripsi
    • powerpoint
No Result
View All Result
Nuskha
No Result
View All Result
Home Artikel

Eksplorasi Teori Hadis Nabia Abbott: Explosive Isnad dan Isnad Family

Kajian Hadis by Kajian Hadis
Januari 22, 2025
in Artikel, Kajian Hadis
0
Eksplorasi Teori Hadis Nabia Abbott: Explosive Isnad dan Isnad Family

Nabia Abbot merupakan salah satu tokoh orientalis wanita yang lahir di Mardin, Turki. Keseharian Nabia disibukkan dengan mengkaji naskah-naskah kuno Arab dan kebudayaan awal Islam, maka hal inilah yang membuat wanita kelahiran Januari 1897, berhasil menjadi wanita pertama yang mengajar di Oriental Institute (Lembaga Ketimuran) Chicago pada tahun 1933. Sebelumnya, ia pernah belajar di Universitas Cambridge di tahun 1915, perguruan tinggi Isabella Thorbom, Lucknow -yang kemudian menggabungkan diri dengan Universitas Allahabad-, dan lulus gelar B.A. dengan predikat kehormatan pada 1919. Setelah itu, Nabia melanjutkan studi masternya di Universitas Boston dan lulus pada tahun 1925 sebelum bekerja di Wilmore Kentucky dan Oriental Institute.

Nama Nabia Abbot naik daun tatkala ia bersikeras menolak pemikiran salah satu tokoh besar orientalis, Joseph Schacht yang mana memandang hadis yang dipercayai umat Islam bukanlah berasal dari Nabi Muhammad. Berbeda dengan pemikiran Joseph Schatcht, Nabia Abbott mengakui keberadaan hadis bahkan meyakini penulisan terhadap hadis berlangsung sejak zaman Nabi Muhammad SAW masih hidup. Menurutnya, penulisan hadis di zaman Nabi Muhammad SAW ini sudah dilakukan oleh beberapa sahabat meskipun penulisan tersebut bersifat non masif. Penyebaran hadis kala itu lebih cepat berkembang secara verbal (mulut ke mulut), hal ini dikarenakan kebudayaan masyarakat Arab yang terkenal akan kemampuan menghafal yang sangat tinggi kala itu.

Pada masa kepemimpinan Khalifah Umar bin Khattab, ia mengultimatum umat muslim agar tidak menuliskan hadis. Hal tersebut bertujuan agar umat muslim fokus pada penulisan Al-Qur’an, sehingga tidak bercampur dengan hadis. Meski demikian, Nabia meyakini larangan tersebut tidak menafikan adanya penulisan hadis di masa itu. Bahkan putra dari Umar bin Khattab sendiri, Abdullah bin Umar secara diam-diam menginstruksikan kepada murid-muridnya agar menuliskan hadis. Sama halnya dengan tokoh-tokoh orientalis lainnya, Nabia Abbott juga memiliki teori-teori yang mengkritisi hadis nabi. Terdapat dua teori yang diusung oleh Nabia Abbott, yakni teori explosive isnad dan isnad family. Keduanya sebenarnya tidak jauh berbeda dengan teori yang dijadikan pegangan oleh ulama-ulama hadis.

TEORI EXPLOSIVE ISNAD

Explosive Isnad merupakan teori yang ditawarkan oleh Nabia untuk mengcounter Ignaz Goldziher yang menyatakan bahwa pertumbuhan hadis dalam jumlah besar pada abad ketiga disebabkan karena pemalsuan hadis. Sedangkan menurut Nabia tidaklah demikian, ledakan sanad yang terjadi sekitar abad kedua dan ketiga merupakan buah dari periwayatan yang dilakukan generasi sebelumnya hingga generasi yang berada di abad kedua dan ketiga. Pemalsuan hadis yang dimaksudkan oleh Ignaz Goldziher didasarkan dengan adanya larangan penulisan hadis di masa Umar bin Khattab. Menurutnya, mustahil terdapat ledakan sanad karena minimnya dokumentasi tertulis. Kemudian Nabia membantah dengan memunculkan manuskrip-manuskrip sahabat yang terus dipelihara oleh generasi-generasi selanjutnya, seperti manuskrip ’Abdullah bin ’Amr bin al-’Ash (w. 65/684), Abu Hurairah (w. 58), Ibn ’Abbas (w. 67-8), dan Anas bin Malik (w. 94).

Nabia menganalogikan pertumbuhan periwayatan hadis sebagai deret geometri. Sebagai contohnya, sahabat yang menerima hadis dari Nabi Muhammad meriwayatkan kembali hadisnya kepada dua tabiin, lalu keempat tabiin tersebut masing-masing dari mereka meriwayatkan kepada dua tabi’ al-tabi’in, begitu seterusnya. Dengan demikian, pada abad kedua dan ketiga memungkinkan terjadinya “ledakan sanad”. Teori yang ditawarkan oleh Nabia Abbott sebenarnya tidak jauh berbeda dengan penelitian yang dilakukan oleh Mustafa Azami, salah satu tokoh hadis kontemporer. Azami meneliti hadis  yang diriwayatkan oleh Abu Hurairah berikut,

  إِذَا اسْتَيْقَظَ أَحَدُكُمْ مِنَ اللَّيْلِ، فَلَا يُدْخِلْ يَدَهُ فِي الْإِنَاءِ حَتَّى يُفْرِغَ عَلَيْهَا مَرَّتَيْنِ، أَوْ ثَلَاثًا، فَإِنَّ أَحَدَكُمْ لَا يَدْرِي فِيمَ بَاتَتْ يَدُهُ

Mustafa Azami meneliti hadis di atas yang tercantum dalam naskah Suhayl bin Abi Shalih, salah satu murid Abu Hurairah. Berisikan 49 hadis, Azami menemukan fakta bahwa perawi pada generasi ketiga mencapai sekitar 20-30 orang dengan domisili yang terpaut jauh jarak satu sama lain. Fakta tersebut membuktikan kemustahilan para perawi pernah berkumpul pada waktu dan tempat yang sama untuk membuat hadis sehingga menghasilkan redaksi yang sama. Mustahil pula mereka membuat hadis yang kemudian diketahui oleh generasi berikutnya bahwa redaksi hadis yang mereka buat sama.

TEORI ISNAD FAMILY DAN NON ISNAD FAMILY

Selain explosive isnad, Nabia juga terkenal akan teori isnad family dan teori isnad non family. Nabia mengakui isnad family kerap terjadi dalam periwayatan. Isnad Family merupakan periwayatan hadis yang melibatkan anggota keluarga dan orang-orang terdekat (mawali). Sedangkan isnad non family merupakan periwayatan yang terjalin antar guru-murid dengan murid mendatangi sang guru untuk mendapatkan suatu hadis.

Isnad family terbagi menjadi tiga kategori,

  • Periwayatan dari jalur atas ke bawah dalam hubungan nasab

Periwayatan ini dimulai dari masa sahabat yang periwayatannya dilanjutkan kepada tiga generasi selanjutnya. Dengan formula so and so (yang bersumber dari ayahnya atau kakeknya), seorang kakek meriwayatkan hadis kepada anaknya, yang kemudian diriwayatkan kembali oleh anaknya kepada cucu. Namun, pada saat tertentu isnad family juga dapat berkembang melalui satu generasi saja, seperti periwayatan seorang kakek kepada cucunya tanpa melalui anaknya terlebih dahulu.

  • Periwayatan melalui jalur menyamping

Periwayatan ini berlangsung ketika periwayatannya melalui jalur yang berseberangan dalam mata rantai keluarga, contohnya, periwayatan kepada seorang keponakan laki-laki.

  • Periwayatan kepada seseorang yang tidak memiliki hubungan darah, namun memiliki kedekatan khusus antara keduanya. Contohnya riwayat Muhammad ibn Sirrin dari Anas bin Malik. Muhammad ibn Sirrin yang merupakan teman karib (mawali) dari Anas bin Malik

KRITIK TERHADAP TEORI EXPLOSIVE ISNAD DAN ISNAD FAMILY

  • Bertentangan dengan teori projecting back yang digagas oleh Joseph Schacht. Menurut Joseph, hadis tidaklah muncul pada masa Nabi, melainkan baru muncul sekitar akhir abad pertama atau abad kedua Hijriah. Menurutnya, hadis Nabi tidaklah ada, yang ada hanyalah pernyataan para tabi’in yang disandarkan kepada Nabi Muhammad SAW. Adapun deretan rawi yang berada pada sanad hanyalah rekayasa semata dengan mengambil nama tokoh yang populer di setiap zamannya.
  • Memiliki kemiripan dengan penelitian Mustafa Azami, bukan berarti teori explosive isnad dapat dibenarkan secara keseluruhan. Teori ini pada dasarnya tidak sejalan dengan ulama klasik hadis, khususnya pada periwayatan hadis ahad gharib. Hadis ahad gharib merupakan hadis yang diriwayatkan satu orang rawi di setiap tabaqah, baik dari tabaqah sahabat, tabi’in, tabi’ al-tabi’in, hingga mukharrij. Sedangkan explosive isnad setiap orang meriwayatkan kembali kepada dua orang di bawahnya, sehingga teori ini tidak dapat diaplikasikan.
  • Setiap periwayatan yang direpresentasikan dalam bentuk periwayatan antara beberapa anggota keluarga diklaim palsu oleh Joseph Schacht.
  • Menurut Azami, sistem sanad dalam teori isnad family yang ditawarkan oleh Nabia benar adanya. Namun, tidak dapat dijadikan kriteria keshahihan suatu hadis. Dengan demikian, hadis-hadis yang terlibat dalam isnad family masih perlu dilakukan penelitian kredibilitas terhadap perawi-perawi yang terlibat tersebut.

KESIMPULAN

Kritik Nabia Abbott terhadap teori Ignaz Goldziher mengenai penulisan dan penyebaran hadis bisa dikatakan sebagai upaya counter discours. Goldziher mengatakan terjadinya ledakan sanad pada abad ketiga ini mustahil, hal ini dikarenakan Goldziher tidak meyakini adanya penulisan hadis pada masa Nabi Muhammad SAW, sehingga minim dokumentasi tertulis. Namun pendapatnya dibantah oleh Nabia Abbott yang menyebutkan bahwa penulisan hadis sudah ada sejak zaman Nabi Muhammad SAW, yang dibuktikan dengan adanya manuskrip-manuskrip para sahabat. Pendapat Nabia Abbott sebenarnya mirip dengan penelitian Mustafa Azami. Keduanya sepakat adanya banyak perawi dalam suatu hadis yang terus bertambah di setiap generasi, sehingga terjadi ledakan sanad. Teory explosive isnad  mengambarkan bagaimana penambahan jumlah rawi dari sahabat ke generasi berikutnya. Sedangkan teori isnad family menggambarkan rangkaian periwayatan hadis berdasarkan hubungan darah atau kedekatan khusus. Meskipun begitu, teori explosif isnad tidak bisa dibenarkan secara keseluruhan karena teori ini tidak sejalan dengan ulama klasik hadis, yakni pada istilah hadis ahad gharib. Azami juga mengatakan kebenaran teori isnad family, namun teori ini tidak dapat dijadikan sebagai kriteria kesahihan suatu hadis karena para perawi masih perlu diteliti kredibilitasnya.


Artikel ini adalah ringkasan hasil diskusi rutin komunitas Kajian Hadis yang ditulis oleh anggota Kajian Hadis.

Editor: Vigar Ramadhan Dano M.D.

Tags: artikelhadisKajianhadisMahasantriorientalis
Previous Post

Kebutuhan Primer Sebelum Mempelajari Ulum al-Hadis

Next Post

Jejak Literasi Hadis: Metode dan Perjalanan Pembukuannya (Part 1)

Kajian Hadis

Kajian Hadis

Related Posts

Bank Konvensional vs Bank Syari’ah : Kajian Komprehensif atas Interest Rate (Suku Bunga) dan konsep Riba’
Artikel

Bank Konvensional vs Bank Syari’ah : Kajian Komprehensif atas Interest Rate (Suku Bunga) dan konsep Riba’

by Dhion Rahmadi Fajar
November 15, 2025
Memahami Pemikiran Syekh Yusuf al-Qardhawi secara Metodologis Dalam Kitab Kayfa Nata’amal Ma’a as-Sunnah an-Nabawiyyah
Artikel

Memahami Pemikiran Syekh Yusuf al-Qardhawi secara Metodologis Dalam Kitab Kayfa Nata’amal Ma’a as-Sunnah an-Nabawiyyah

by Naufal Afif
November 9, 2025
Memahami Pemikiran Prof. Ali Musthafa Ya’kub secara Metodologis
Artikel

Memahami Pemikiran Prof. Ali Musthafa Ya’kub secara Metodologis

by Naufal Afif
November 9, 2025
Air yang Tak Ternajisi: Refleksi Hadis Dua Qullah dalam Dakwah Gus Miek di Dunia Malam
Artikel

Air yang Tak Ternajisi: Refleksi Hadis Dua Qullah dalam Dakwah Gus Miek di Dunia Malam

by Ridwan GG
Oktober 19, 2025
Meluruskan Kesalahpahaman Hadis “Salat Orang Mabuk Tidak Diterima 40 Hari”
Artikel Ringan

Meluruskan Kesalahpahaman Hadis “Salat Orang Mabuk Tidak Diterima 40 Hari”

by Ridwan GG
Oktober 13, 2025
Next Post
Jejak Literasi Hadis: Metode dan Perjalanan Pembukuannya (Part 1)

Jejak Literasi Hadis: Metode dan Perjalanan Pembukuannya (Part 1)

Tinggalkan Balasan Batalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

register akun perpus maha

Premium Content

Menemukan Teks yang Hidup: Catatan atas Buku Ilmu Living Qur’an-Hadis karya Dr. Ubaydi Hasbillah

Menemukan Teks yang Hidup: Catatan atas Buku Ilmu Living Qur’an-Hadis karya Dr. Ubaydi Hasbillah

Mei 9, 2025
Faedah Datang Ke Majelis Kajian Hadis

Faedah Datang Ke Majelis Kajian Hadis

Agustus 21, 2024
Menjaga Alam, Menjaga Masa Depan: Peran Umat dalam Konservasi Lingkungan Perspektif Al-Quran dan Hadis Nabawi

Menjaga Alam, Menjaga Masa Depan: Peran Umat dalam Konservasi Lingkungan Perspektif Al-Quran dan Hadis Nabawi

Mei 4, 2025

Browse by Category

  • Artikel
  • Artikel Ringan
  • Berita
  • biografi
  • Feminisme
  • Fikih Ibadah
  • Fikih Muamalah
  • Fiqhul Hadis
  • Hadis Tematik
  • Hasyimian
  • Kajian Fikih
  • Kajian Hadis
  • Library Management System
  • Opini
  • Orientalis
  • powerpoint
  • Resensi
  • Review Literatur
  • Sejarah Hadis
  • tafsir dan ulum al-qur'an
  • Tasawuf dan Tarekat
  • Tekno
  • ulumul hadits
  • Uncategorized

Browse by Tags

agama ahli fiqih Alam artikel demonstrasi dermawan dirasat asanid fikih hadis hadist Hadratussyeikh KH. Hasyim Asy’ari Hasyim Asy'ari ilmu hadis islam jurnal Kajianhadis kajian hadis kajianhadist kitab kritik hadis lingkungan ma'hadaly ma'had aly ma'hadalyhasyimasy'ari mahad aly mahad aly hasyim asyari Mahasantri masyayikh Tebuireng medsos Metodelogi Muhaddis musthalah hadits Nabi Muhammad Nuskha OJS orientalis Puasa Ramadhan sains sejarah Shalat tafsir takhrij Tarawih Tebuireng
Nuskha

© 2023 Nuskha - powered by Perpustakaan Ma'had Aly Hasyim Asy'ari Pesantren Tebuireng.

Navigate Site

  • Account
  • Edit Profile
  • Game Hadis
  • Koleksi Kitab Digital
  • Kontributor
  • Login
  • Login
  • Logout
  • My Profile
  • NUSKHA
  • Password Reset
  • Password Reset
  • Pendaftaran Akun Penulis
  • Perpus MAHA
  • Register
  • جدول مراتب الجرح والتعديل

Follow Us

No Result
View All Result
  • Home
  • Kajian Hadis
  • Kajian Fikih
  • Berita
  • Mulai menulis

© 2023 Nuskha - powered by Perpustakaan Ma'had Aly Hasyim Asy'ari Pesantren Tebuireng.

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Fill the forms below to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In
Are you sure want to unlock this post?
Unlock left : 0
Are you sure want to cancel subscription?