• Kontributor
  • Daftar
  • Login
  • Register
Upgrade
Nuskha
Advertisement
  • Home
  • Artikel
    • Kajian Hadis
      • ulumul hadits
      • Sejarah Hadis
    • Artikel Ringan
    • Kajian Fikih
    • Review Literatur
    • biografi
    • tafsir dan ulum al-qur’an
    • Tekno
  • Agenda
  • download
    • Skripsi
    • powerpoint
No Result
View All Result
  • Home
  • Artikel
    • Kajian Hadis
      • ulumul hadits
      • Sejarah Hadis
    • Artikel Ringan
    • Kajian Fikih
    • Review Literatur
    • biografi
    • tafsir dan ulum al-qur’an
    • Tekno
  • Agenda
  • download
    • Skripsi
    • powerpoint
No Result
View All Result
Nuskha
No Result
View All Result
Home Artikel

Menimbang antara Upaya Melestarikan Tradisi Tabarruk dalam Periwayatan Hadis Musalsal dan Tuntutan Keabsahan Sanad Ilmiah dalam Kajian Hadis

Ma’sum by Ma’sum
November 24, 2025
in Artikel
0
Menimbang antara Upaya Melestarikan Tradisi Tabarruk dalam Periwayatan Hadis Musalsal dan Tuntutan Keabsahan Sanad Ilmiah dalam Kajian Hadis

Sikap Imām Aḥmad bin Ḥanbal menunjukkan profesionalisme beliau sebagai seorang ulama besar. Di satu sisi, beliau tetap menjaga keaslian sanad yang bersambung hingga Rasulullah saw. dengan menegaskan kelemahan sanad hadis tersebut. Namun di sisi lain, beliau tidak serta-merta menolak isi hadis yang memiliki makna baik dan sejalan dengan prinsip-prinsip fikih yang beliau anut. Karena itu, meskipun beliau mendhaifkan sanadnya, beliau tetap mengamalkan kandungan hadis tersebut.

Hal serupa juga dapat kita temukan dalam pernyataan Imām Aḥmad bin Ḥanbal yang lain, seperti pernyataan beliau mengenai hadis tentang Ghaylān. Di mana ia masuk Islam sementara ia memiliki sepuluh istri, sehingga ia harus mempertahankan empat istrinya dan menceraikan enam istrinya sebagai bentuk pengamalan syariat Islam. Menanggapi hadis ini, beliau menegaskan bahwa sanadnya berstatus dhaif, namun maknanya tetap dapat diamalkan karena dinilai benar secara substansi dan sejalan dengan prinsip syariat. Sikap ini menunjukkan bahwa kelemahan sanad tidak selalu berimplikasi pada penolakan total terhadap kandungan hadis, selama maknanya memiliki landasan lain yang sahih atau sesuai dengan kaidah-kaidah umum dalam fikih. Dalam kasus ini, Imām Aḥmad memandang isi hadis tersebut relevan untuk diamalkan meskipun sanadnya tidak memenuhi standar kesahihan. Berikut pernyataan beliau yang menjadi landasan dalam melegalkan pengamalan hadis yang sanadnya lemah, namun maknanya baik dan relevan.

وقال أحمد في رواية مهنا، في حديث معمر عن سالم عن ابن عمر: أن غيلان أسلم وعند عشر نسوة، قال أحمد: ليس بصحيح والعمل عليه

Imam Aḥmad berkata dalam riwayat Muḥannā, tentang hadis Maʿmar dari Sālim dari Ibn ʿUmar mengenai Ghaylān yang masuk Islam sementara ia memiliki sepuluh istri: “Hadis ini tidak sahih, namun diamalkan.”[8]

Dua pernyataan Imām Aḥmad di atas sudah cukup menjadi contoh bagaimana seorang ulama besar menampilkan sikap profesionalisme dalam keilmuan. Di satu sisi, beliau adalah seorang muḥaddits yang sangat selektif dalam menjaga keaslian sanad. Namun di sisi lain, beliau juga seorang faqīh yang berupaya melahirkan hasil istinbāṭ hukum, serta tetap menjadikan makna hadis yang baik sebagai landasan istinbāṭ, meskipun sanad hadis tersebut dinilai bermasalah.

Jika kita perhatikan, sikap seperti ini tidak hanya dimiliki oleh Imām Aḥmad. Para mujtahid muṭlaq lainnya pun bersikap selaras ketika berhadapan dengan hadis yang sanadnya lemah namun memiliki kandungan makna yang sahih. Mereka mengambil langkah sebagaimana yang dilakukan Imām Aḥmad di atas. Salah satunya dapat kita lihat pada tindakan Imām Syāfiʿī berikut ini.

نقله الإمام الشافعي، حيث قال: وما قلت من أنه إذا تغير طعم الماء وريحه ولونه كان نجسا، فيروى عن النبي saw. من وجه لا يثبت أهل الحديث مثله، وهو قول العامة، لا أعلم بينهم فيه خلافا

Hal ini diriwayatkan dari Imām Syāfiʿī, beliau berkata: “Apa yang telah aku katakan, bahwa apabila rasa, bau, atau warna air berubah maka ia menjadi najis, diriwayatkan dari Nabi saw. melalui jalur yang tidak dinilai sahih oleh para ahli hadis. Namun demikian, hal ini adalah pendapat umum, dan aku tidak mengetahui adanya perbedaan pendapat di antara mereka mengenainya.”[9]

Dalam pernyataan Imām Syāfiʿī di atas, tampak jelas bahwa beliau bersama mayoritas ulama pada masanya telah mencapai kesepakatan mengenai status hadis yang dijadikan dasar hukum terhadap najisnya air. Hadis yang menjadi dasar hukum fikih atas najisnya air apabila salah satu sifatnya berubah dinilai sebagai hadis yang memiliki kecacatan sanad sebagaimana ditegaskan oleh para ahli hadis pada masa itu. Meskipun demikian, mereka tetap mengakui kebenaran makna yang terkandung di dalamnya, sehingga memilih untuk menjadikannya sebagai landasan utama dalam menetapkan hukum fikih tersebut.

Dari semua tindakan ulama yang telah penulis contohkan di atas, tampak ketegasan mereka dalam menjaga keaslian sanad sebuah hadis dengan tetap menetapkan status dhaif pada hadis yang sanadnya bermasalah. Namun, di sisi lain, mereka juga tidak memungkiri kebenaran makna yang terkandung di dalamnya. Oleh karena itu, mereka tetap melakukan istinbāṭ hukum dengan berlandaskan pada makna hadis tersebut.

Begitu pula ketika menghadapi dilema yang kita alami di masa sekarang antara menjaga keaslian sanad dan melestarikan ijazah hadis musalsal yang mayoritas sanadnya lemah namun tetap dijaga dengan tujuan utama tabarruk serta mempererat ikatan antara guru dan murid. Dalam hal ini, tidak perlu menjadikannya sebagai pertentangan, karena keduanya dapat dijalankan secara bersamaan yaitu dengan tetap menetapkan kelemahan sanad hadis musalsal, namun tidak menafikan makna sahih yang terkandung di dalamnya. Dengan demikian, tradisi tersebut tetap dapat kita lestarikan.

Sebagai penutup, penulis mengutip sebuah pernyataan yang kerap dinukil dalam berbagai karya para ulama. Pernyataan ini berasal dari Ibn ‘Abd al-Bar, seorang ulama besar mazhab Mālikī yang terkenal terutama dalam bidang hadis dan fikih. Dalam salah satu karya monumentalnya yang bertajuk Al-Tamhīd, beliau menyatakan sebagai berikut:

والحديث الضعيف لا يرفع وإن لم يحتج به ورب حديث ضعيف الإسناد صحيح المعنى

“Hadis yang lemah tidak ditolak meskipun tidak dijadikan hujjah, dan betapa banyak hadis yang sanadnya lemah tetapi maknanya sahih.”[10]

Pernyataan Ibn ʿAbd al-Barr ini menegaskan keseimbangan yang semestinya dipegang oleh para penuntut ilmu dalam menyikapi hadis dhaif. Di satu sisi, ia tidak menolak prinsip kehati-hatian dalam menilai sanad, sehingga hadis yang lemah tetap dikategorikan sesuai statusnya. Namun, di sisi lain, ia juga mengakui bahwa kelemahan sanad tidak selalu menafikan kebenaran makna yang terkandung di dalamnya. Dengan demikian, sikap moderat ini membuka ruang untuk mengambil manfaat dari makna hadis yang sahih, meskipun sanadnya tidak sempurna, tanpa harus mengorbankan standar ilmiah dalam kritik hadis. Inilah jalan tengah yang memungkinkan kita menjaga keaslian riwayat sekaligus melestarikan nilai-nilai yang dikandungnya.

 

[1] Ḥamzah ‘Abdullāh al-Malībārī, ‘Ulūm al-Ḥadīth fī Ḍaw’ Taṭbīqāt al-Muḥaddiṡīn al-Naqqād, (Beirut: Dar Ibn Hazm, 2003 M), Hlm 174.

[2] Abū al-Faḍl Zayn al-Dīn ʿAbd al-Raḥīm al-ʿIrāqī, al-Taqyīd wa al-Īḍāḥ Sharḥ Muqaddimat Ibn al-Ṣalāḥ, (al-Madīnah al-Munawwarah: al-Maktabah al-Salafiyyah, 1389 H/1969 M). Hlm 277.

[3] Sulaimān bin Khālid al-Ḥarbī, al-Kawākib al-Durrīyah ʿalā al-Manẓūmah al-Bīqūniyyah (manuskrip/transkripsi, tanpa penerbit atau tahun tercantum). Hlm 52.

[4] Syams al-Dīn Abū ʿAbd Allāh Muḥammad ibn Aḥmad al-Dhahabī, al-Mūqiẓah fī ʿIlm Muṣṭalaḥ al-Ḥadīth, (Ḥalab: Maktabat al-Maṭbūʿāt al-Islāmiyyah, 1412 H). Hlm 44.

[5] Muḥammad Ḥasan ʿAbd al-Ghaffār, Sharḥ al-Manẓūmah al-Bayqūniyyah, transkrip pelajaran audio oleh situs al-Shabakah al-Islāmiyyah, diakses dari http://www.islamweb.net.

[6] Sulaimān bin Khālid al-Ḥarbī, al-Kawākib al-Durrīyah ʿalā al-Manẓūmah al-Bīqūniyyah (manuskrip/transkripsi, tanpa penerbit atau tahun tercantum). Hlm 51.

[7] Ahmad Bin Hnbal, Al-Jamik li ‘Ulumi al-Imam Ahmad bin Hanbal, Juz 5, Hal 95.

[8] Zayn al-Dīn ʿAbd al-Raḥmān ibn Aḥmad ibn Rajab al-Ḥanbalī, Sharḥ ʿIlal al-Tirmidhī, (al-Zarqāʾ, Jordan: Maktabat al-Manār, 1407 H/1987 M). Juz 1 Hlm 554.

[9] Siraj al-Dīn Abū Ḥafṣ ʿUmar ibn ʿAlī ibn Aḥmad al-Anṣārī al-Syāfiʿī (Ibn al-Mulaqqin), al-Tauḍīḥ li-Syarḥ al-Jāmiʿ al-Ṣaḥīḥ, (Damaskus: Dār al-Nawādir, 2008), Juz 4 Hlm 466.

[10] Abū ʿUmar Yūsuf ibn ʿAbd Allāh ibn ʿAbd al-Barr. Al-Tamhīd limā fī al-Muwaṭṭaʾ min al-Maʿānī wa al-Asānīd. )Rabat: Wizārat ʿUmūm al-Awqāf wa al-Shuʾūn al-Islāmiyyah, 1387 H, Juz 1, Hlm 58.

Editor: Mawil Hasanah Almusaddadah

Page 2 of 2
Prev12
Tags: hadishadismusalsalma'hadalyMahasantripesantrentabarukan
Previous Post

Bank Konvensional vs Bank Syari’ah : Kajian Komprehensif atas Interest Rate (Suku Bunga) dan konsep Riba’

Ma’sum

Ma’sum

Mahasiswa asal probolinggo

Related Posts

Bank Konvensional vs Bank Syari’ah : Kajian Komprehensif atas Interest Rate (Suku Bunga) dan konsep Riba’
Artikel

Bank Konvensional vs Bank Syari’ah : Kajian Komprehensif atas Interest Rate (Suku Bunga) dan konsep Riba’

by Dhion Rahmadi Fajar
November 15, 2025
Memahami Pemikiran Syekh Yusuf al-Qardhawi secara Metodologis Dalam Kitab Kayfa Nata’amal Ma’a as-Sunnah an-Nabawiyyah
Artikel

Memahami Pemikiran Syekh Yusuf al-Qardhawi secara Metodologis Dalam Kitab Kayfa Nata’amal Ma’a as-Sunnah an-Nabawiyyah

by Naufal Afif
November 9, 2025
Memahami Pemikiran Prof. Ali Musthafa Ya’kub secara Metodologis
Artikel

Memahami Pemikiran Prof. Ali Musthafa Ya’kub secara Metodologis

by Naufal Afif
November 9, 2025
Air yang Tak Ternajisi: Refleksi Hadis Dua Qullah dalam Dakwah Gus Miek di Dunia Malam
Artikel

Air yang Tak Ternajisi: Refleksi Hadis Dua Qullah dalam Dakwah Gus Miek di Dunia Malam

by Ridwan GG
Oktober 19, 2025
Kesibukan Tanpa Makna: Renungan Islam untuk Menata Hidup di Tengah Arus Produktivitas Modern
Artikel

Kesibukan Tanpa Makna: Renungan Islam untuk Menata Hidup di Tengah Arus Produktivitas Modern

by AI NURUSSAADAH
September 9, 2025

Tinggalkan Balasan Batalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

register akun perpus maha

Premium Content

“Imam Rukuk Makmum Baru Shalat, Hutang Satu Rakaat?” Menapaki Alur Berpikir Ibn Hazm Al-Andalusi

“Imam Rukuk Makmum Baru Shalat, Hutang Satu Rakaat?” Menapaki Alur Berpikir Ibn Hazm Al-Andalusi

Mei 11, 2025
Transliterasi Arab-Indonesia dalam File Word: Unduh dan Ketik Langsung

Transliterasi Arab-Indonesia dalam File Word: Unduh dan Ketik Langsung

September 6, 2023
Hadis Ghorib adalah Hadis Palsu: Mengenal Teori Common Linknya G.H.A Juynboll

Hadis Ghorib adalah Hadis Palsu: Mengenal Teori Common Linknya G.H.A Juynboll

Januari 24, 2024

Browse by Category

  • Artikel
  • Artikel Ringan
  • Berita
  • biografi
  • Feminisme
  • Fikih Ibadah
  • Fikih Muamalah
  • Fiqhul Hadis
  • Hadis Tematik
  • Hasyimian
  • Kajian Fikih
  • Kajian Hadis
  • Library Management System
  • Opini
  • Orientalis
  • powerpoint
  • Resensi
  • Review Literatur
  • Sejarah Hadis
  • tafsir dan ulum al-qur'an
  • Tasawuf dan Tarekat
  • Tekno
  • ulumul hadits
  • Uncategorized

Browse by Tags

agama ahli fiqih Alam artikel bumi demonstrasi dermawan dirasat asanid fikih hadis Hasyim Asy'ari ilmu hadis islam jurnal Kajianhadis kajian hadis kajianhadist kitab kritik hadis lingkungan ma'hadaly ma'had aly ma'hadalyhasyimasy'ari MAHA mahad aly mahad aly hasyim asyari Mahasantri masyayikh Tebuireng Metodelogi Muhaddis musthalah hadits Nabi Muhammad OJS orientalis pesantren Puasa qur'an Ramadhan sains sanad sejarah Shalat takhrij Tarawih Tebuireng
Nuskha

© 2023 Nuskha - powered by Perpustakaan Ma'had Aly Hasyim Asy'ari Pesantren Tebuireng.

Navigate Site

  • Account
  • Edit Profile
  • Game Hadis
  • Koleksi Kitab Digital
  • Kontributor
  • Login
  • Login
  • Logout
  • My Profile
  • NUSKHA
  • Password Reset
  • Password Reset
  • Pendaftaran Akun Penulis
  • Perpus MAHA
  • Register
  • جدول مراتب الجرح والتعديل

Follow Us

No Result
View All Result
  • Home
  • Kajian Hadis
  • Kajian Fikih
  • Berita
  • Mulai menulis

© 2023 Nuskha - powered by Perpustakaan Ma'had Aly Hasyim Asy'ari Pesantren Tebuireng.

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Fill the forms below to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In
Are you sure want to unlock this post?
Unlock left : 0
Are you sure want to cancel subscription?