• Kontributor
  • Daftar
  • Login
Upgrade
Nuskha
Advertisement
  • Home
  • Artikel
    • Kajian Hadis
      • ulumul hadits
      • Sejarah Hadis
    • Artikel Ringan
    • Kajian Fikih
    • Review Literatur
    • biografi
    • tafsir dan ulum al-qur’an
    • Tekno
  • Agenda
  • download
    • Skripsi
    • powerpoint
No Result
View All Result
  • Home
  • Artikel
    • Kajian Hadis
      • ulumul hadits
      • Sejarah Hadis
    • Artikel Ringan
    • Kajian Fikih
    • Review Literatur
    • biografi
    • tafsir dan ulum al-qur’an
    • Tekno
  • Agenda
  • download
    • Skripsi
    • powerpoint
No Result
View All Result
Nuskha
No Result
View All Result
Home Kajian Hadis ulumul hadits

Asal Usul Metode Kritik Hadis Orang Barat

YUNIAR INDRA by YUNIAR INDRA
September 20, 2023
in ulumul hadits
0
Asal Usul Metode Kritik Hadis Orang Barat

Sarjana-sarjana Barat (western scholars) sangat curiga terhadap kepalsuan riwayat yang menceritakan tentang kemunculan Al-Mahdi dari Khurasan beserta bendera Hitam.

عن ‏‏ثوبان ، قال : ‏‏قال رسول الله (ص) : ‏‏إذا رأيتم الرايات السود قد جاءت من ‏خراسان ‏ ‏فأتوها فإن فيها خليفة الله ‏ ‏المهدي.

Dari Tsauban berkata, Rasulullah bersabda: Jika kalian melihat bendera hitam yang datang dari Khurasan, maka datangilah, sebab di sanalah Al-Mahdi berada

Mereka (western scholars) termasuk Goldziher beranggapan bahwa hadis itu dibuat untuk mendukung propaganda kekaisaran Abbasyiah. Sebab memang bendera kerajaan tersebut berwarna hitam, dan pusat kebesarannya juga berada di Khurasan. Pemahaman tersebut berangkat dari ketidakpercayaan mereka terhadap pengetahuan Nabi atas masa depan (seperti peramal).

Skeptis-skeptis orang Barat tidak berdiri begitu saja. Jonathan Brown dalam artikelnya “Blinds Spots: The Origins of the Western Method of Critiquing Hadith” memaparkan sejarah asal usul skeptisme tersebut. Hal itu dimulai sejak orang Barat melakukan lima proyek besarnya.

  • Perancis melakukan pendalaman terhadap hukum dan kultur Islam di Afrika Utara
  • Belanda juga melakukan hal yang sama di Asia Tenggara
  • Inggris mendalami corak Islam Persia di India
  • Diplomat eropa mulai tertarik terhadap dinasti Ottoman/Turki Usmani
  • Studi terhadap orang-orang penutur bahasa Semit (semitic studies) yang dimulai dari kritik kepada Injil/Bibel.

Yang terakhir itulah yang menjadi akar ketertarikan orang Barat terhadap kemunculan-kemunculan metode kritik hadis. Seperti tesis salah satu sejarawan Lord Acton (1902), bahwasannya laporan sejarah itu harus dicurigai. Sehingga para sarjana Barat menyuguhkan pendekatan Historical Critical Method (HCM).

Secara sederhana kritik historis adalah sebuah bentuk tidak serta merta penerimaan sumber sejarah tanpa mempertanyakannya. Lebih tepatnya introgasi terhadap sumber sejarah agar mengetahui keutuhan realita. Salah seorang sejarawan Jerman Leopold von Ranke (1886) mendeklarasikan bahwa sejarah itu tentang mencari tahu “apa yang sebenarnya terjadi”.

Pada abad ke 14-16 kritik historis digunakan oleh para sarjana Perancis-Italia untuk menyusun ulang warisan Roma-Yunani kuno melalui manuskrip yang dibawa umat Islam dan Bizantium. Sehingga kebangkitan beberapa manuskrip Roma-Yunani mendobrak kepercayaan umat saat itu. Misal surat bahasa Latin milik Cicero (43 SM) yang mengungkap kekonyolan gereja Roma yang masih mendapat kepercayaan oleh publik.

Kemudian telaah-telaah manuskrip itu mengalami perkembangan, hingga memunculkan ilmu linguistik (filologi). Salah satu dokumen yang berhasil terkuak kepalsuannya adalah The Donation of Costantine. Merupakan sebuah dekrit yang disusun untuk melanggengkan kuasa politik Kepausan. Lorenzo Valla (1457) menyatakan bahwa dekrit tersebut mengandung anakronisme (ketidaksesuaian sebuah karya terhadap kronologis). Sehingga besar kemungkinan bahwa manuskrip itu sengaja dipalsukan.

Selanjutnya, skeptisme sejarah itu merambat kepada doktrin teologis umat Kristiani yang ada di Bibel. Salah seorang tokoh reformasi Protestan Perancis Isaac de la Peyrere (1676) membuat argumen kontroversial bahwa “Bibel harus dipahami secara lokal, tidak global”. Seperti, banjir masa Nabi Nuh itu tidak global, hanya hukuman terhadap orang-orang Kanaan.

Reformasi Protestan memang membuka mindset kebanyakan orang bahwa Kristiani itu harus kembali kepada inti ajaran Bibel, bukan kepada kebijakan-kebijakan Paus Gereja. Karena reformasi protestan menganggap ajaran Kristen yang dikawal oleh Gereja Kepausan telah dirusak oleh tahayul-tahayul Romawi.

Lama kelamaan, Bibel tak lagi memegang tempat terpenting dari hirarki kepercayaan. Kebenaran Bibel hanya pada taraf spiritual, bukan historis atau fakta saintifik. Fakta-fakta yang diungkap itu semakin berkembang sehingga memunculkan agumen sosiologis yang digawangi Max Weber (1920). Ia mendeskripsikan bahwa ortodoksi/kepatuhan terhadap doktrin “keagamaan” akan melahirkan pelembagaan tokoh berkarisma. Hal ini berbeda dengan kepercayaan Sunni, bahwa tokoh karismatik akan melahirkan ortodoksi/kepatuhan religius.

Max Weber: ortodoksi religious -> intitutional charismatic

Sunni: institutional charismatic -> ortodoksi religious

Secara singkat Historical Critical Method mempunyai ide pokok berikut:

  • Asas praduga keraguan terhadap keotentikan dan keaslian teks sejarah atau laporan sejarah
  • Asas kecurigaan terhadap narasi-narasi ortodoks/tekstual yang terdapar pada teks sejarah
  • Melakukan klaim setelah melalui kritik historis, sehingga menjadikan teks yang dianggap asli berubah menjadi sebuah teks palsu

Jadi fungsi utama kritik historis adalah mengungkap anakronime-anakronisme pada teks-teks sejarah. Dan hadis dianggap sebagai bagian dari teks kesejarahan Islam. Sehingga hadis tidak luput dari kritikan orang-orang Barat. Sebagaimana contoh hadis tentang celaan terhadap kelompok Qadariyah.

عن أَنَسُ بْنُ مَالِكٍ، رَضِيَ اللهُ عَنْهُ، عَنِ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَنَّهُ قَالَ: «مَجُوسُ الْعَرَبِ وَإِنْ صَلُّوا وَصَامُوا» يَعْنِي الْقَدَرِيَّةَ

Dari Anas ibn Malik, dari Nabi ia bersabda: “Majusi orang Arab, meski ia shalat dan puasa” yakni Qadariyyah

عَنْ مُحَمَّدِ بْنِ كَعْبٍ الْقُرَظِيِّ قَالَ: ذَكَرَ عَبْدُ اللهِ بْنُ عُمَرَ الْقَدَرِيَّةَ فَقَالَ ابْنُ عُمَرَ: لُعِنَتِ الْقَدَرِيَّةُ عَلَى لِسَانِ سَبْعِينَ نَبِيًّا، مِنْهُمْ مُحَمَّدٌ عَلَيْهِ أَفْضَلُ الصَّلَاةِ وَالسَّلَامُ، وَقَالَ ابْنُ عُمَرَ: إِذَا كَانَ يَوْمُ الْقِيَامَةِ، وَجَمَعَ اللهُ الْخَلْقَ فِي صَعِيدٍ وَاحِدٍ، نَادَى مُنَادٍ يُسْمِعُ الْأَوَّلِينَ وَالْآخِرِينَ: أَيْنَ خُصَمَاءُ اللهِ؟ فَتَقُومُ الْقَدَرِيَّةُ

Dari Muhammad ibn Kaab al-Qurthubi, Abdullah ibn Umar bicara tentang Qadariyyah, bahwa Qadariyyah itu dilaknat oleh tujuh puluh lisan para nabi, termasuk Muhammad SAW. Ketika hari kiamat, dan Allah mengumpulkan semua makhluk dalam satu tempat, maka ada yang bertanya “Mana musuh-musuh Allah?” seraya itu kaum Qadariyyah berdiri. Riwayat tersebut dijumpai dalam kitab Hilyat al-Awliya’.

Sarjana Barat menilai riwayat itu mengandung anakronisme. Sebab pada masa-masa setelah kenabian, tidak ada lembaga keagamaan atau sekte yang bernama Qadariyyah. Sehingga mereka menganggap riwayat tersebut sengaja dipalsukan.

Kritik hadis orang Barat dengan kritik hadis kepunyaan umat Islam sendiri memang ada perbedaan yang signifikan. Sarjana Barat tidak meyakini bahwa Nabi Muhammad SAW itu mengetahui masa yang akan datamg. Sementara umat Islam mempercayai bahwa Nabi tahu tentang apa yang akan terjadi di masa mendatang. Seperti tanda-tanda kiamat.

Itulah beberapa peristiwa penting yang memulai kesarjanaan Barat melakukan kritik hadis. Mulai dari Renasains, Revolusi Protestan, dan lainnya. Meski ada beberapa hal yang berbeda dengan kritik hadis Sunni, kritik hadis sarjana Barat juga patut diapresiasi. Karena umat Islam menjadi lebih keras mendalami keilmuan Islam secara komprehensif. Namun, yang perlu diwaspadai adalah adanya kemungkinan-kemungkinan pengaruh kritik tersebut terhadap “keimanan” umat Islam itu sendiri.


Penulis merupakan Mahasantri M2 semester 1

Tags: baratilmu hadiskritik hadis
Previous Post

Durhaka Orang Tua Terhadap Anak

Next Post

Periode Terakhir: Perkembangan Hadist Abad ke-7 Hijriyah

YUNIAR INDRA

YUNIAR INDRA

Related Posts

Menguak Fakta Panglima Pasukan Karbala dan Statusnya dalam Neraca Ilmu Hadis
Artikel

Menguak Fakta Panglima Pasukan Karbala dan Statusnya dalam Neraca Ilmu Hadis

by Husnu Widadi
Juli 7, 2025
Kritik Hadis dan Metodologi Tahammul dalam Hadis Nabi SAW
Artikel

Kritik Hadis dan Metodologi Tahammul dalam Hadis Nabi SAW

by Vigar Ramadhan
Juni 23, 2025
Mengenal Indikator-Indikator dalam Mengidentifikasi Illat pada Hadis
Artikel Ringan

Mengenal Indikator-Indikator dalam Mengidentifikasi Illat pada Hadis

by Husnu Widadi
Mei 14, 2025
Legalitas Riwayat Bil Makna dan Implikasinya terhadap Perbedaan Interpretasi Hukum antar Ulama Madzhab
Artikel Ringan

Legalitas Riwayat Bil Makna dan Implikasinya terhadap Perbedaan Interpretasi Hukum antar Ulama Madzhab

by Husnu Widadi
Februari 18, 2025
Dasar Pertimbangan Para Imam dalam Mengesampingkan Sebagian Hadis dan Implikasinya terhadap Ijtihad
Artikel

Dasar Pertimbangan Para Imam dalam Mengesampingkan Sebagian Hadis dan Implikasinya terhadap Ijtihad

by M Zidan Al Aziz
Februari 12, 2025
Next Post

Periode Terakhir: Perkembangan Hadist Abad ke-7 Hijriyah

Tinggalkan Balasan Batalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

register akun perpus maha

Premium Content

Kesibukan Tanpa Makna: Renungan Islam untuk Menata Hidup di Tengah Arus Produktivitas Modern

Kesibukan Tanpa Makna: Renungan Islam untuk Menata Hidup di Tengah Arus Produktivitas Modern

September 9, 2025
Durhaka Orang Tua Terhadap Anak

Durhaka Orang Tua Terhadap Anak

September 23, 2023
Faedah Datang Ke Majelis Kajian Hadis

Faedah Datang Ke Majelis Kajian Hadis

Agustus 21, 2024

Browse by Category

  • Artikel
  • Artikel Ringan
  • Berita
  • biografi
  • Feminisme
  • Fikih Ibadah
  • Fiqhul Hadis
  • Hadis Tematik
  • Hasyimian
  • Kajian Fikih
  • Kajian Hadis
  • Library Management System
  • Opini
  • Orientalis
  • powerpoint
  • Resensi
  • Review Literatur
  • Sejarah Hadis
  • tafsir dan ulum al-qur'an
  • Tasawuf dan Tarekat
  • Tekno
  • ulumul hadits
  • Uncategorized

Browse by Tags

agama ahli fiqih Alam artikel demonstrasi dermawan dirasat asanid fikih hadis hadist Hadratussyeikh KH. Hasyim Asy’ari Hasyim Asy'ari ilmu hadis islam jurnal Kajianhadis kajian hadis kajianhadist kitab kritik hadis lingkungan ma'hadaly ma'had aly ma'hadalyhasyimasy'ari mahad aly mahad aly hasyim asyari Mahasantri masyayikh Tebuireng Metodelogi Muhaddis musthalah hadits Nabi Muhammad Nuskha OJS orientalis Puasa Ramadhan sains sanad sejarah Shalat tafsir takhrij Tarawih Tebuireng
Nuskha

© 2023 Nuskha - powered by Perpustakaan Ma'had Aly Hasyim Asy'ari Pesantren Tebuireng.

Navigate Site

  • Account
  • Game Hadis
  • Koleksi Kitab Digital
  • Kontributor
  • Logout
  • My Profile
  • NUSKHA
  • Password Reset
  • Pendaftaran Akun Penulis
  • Perpus MAHA
  • جدول مراتب الجرح والتعديل

Follow Us

No Result
View All Result
  • Home
  • Kajian Hadis
  • Kajian Fikih
  • Berita
  • Mulai menulis

© 2023 Nuskha - powered by Perpustakaan Ma'had Aly Hasyim Asy'ari Pesantren Tebuireng.

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In
Are you sure want to unlock this post?
Unlock left : 0
Are you sure want to cancel subscription?