• Kontributor
  • Daftar
  • Login
Upgrade
Nuskha
Advertisement
  • Home
  • Artikel
    • Kajian Hadis
      • ulumul hadits
      • Sejarah Hadis
    • Artikel Ringan
    • Kajian Fikih
    • Review Literatur
    • biografi
    • tafsir dan ulum al-qur’an
    • Tekno
  • Agenda
  • download
    • Skripsi
    • powerpoint
No Result
View All Result
  • Home
  • Artikel
    • Kajian Hadis
      • ulumul hadits
      • Sejarah Hadis
    • Artikel Ringan
    • Kajian Fikih
    • Review Literatur
    • biografi
    • tafsir dan ulum al-qur’an
    • Tekno
  • Agenda
  • download
    • Skripsi
    • powerpoint
No Result
View All Result
Nuskha
No Result
View All Result
Home Artikel

Sekilas Tentang Imam Abu Dawud dan Sunan-Nya

Vigar Ramadhan by Vigar Ramadhan
Juni 16, 2024
in Artikel, biografi
0
Sekilas Tentang Imam Abu Dawud dan Sunan-Nya

Bernama asli Sulaiman bin al-Asy’asy bin Ishaq al-Usdi al-Sijistani.[1] Dari namanya saja, Imam Abu Dawud jelas bukan berasal dari negeri Arab, sebagaimana para Imam sebelumnya, banyak dari mereka juga bukan berasal dari Arab, melainkan luar Arab, seperti Imam Bukhari, Imam Muslim, Imam Nasa’i, juga berasal dari Sijistani, sebuah negeri Muslim di Asia Tengah yang kini termasuk bekas wilayah Uni Soviet. Di negeri itu Abu Dawud lahir, pada tahun 202 H/ 817 M.

Bukan hal yang mengherankan jika sejak kecil Abu Dawud memang sudah mencintai ilmu hadis dan bergaul dengan para ulama kala itu, alasan ini karena bapak dari Abu Dawud yaitu al-Asy’ats bin Ishaq adalah seorang perawi hadis yang meriwayatkan hadis dari Hamad bin Zaid, dan demikian juga saudaranya Muhammad bin al-Asy’ats termasuk seorang yang menekuni disiplin ilmu hadis.[2]

 Lingkungan telah membentuk minat dan kepribadian Abu Dawud sejak kecil. Meski demikian, pengembaraan beliau menuntut ilmu tetap membawanya keluar dari Sijistan, mengunjungi para ulama demi belajar ilmu hadis kepada para ulama tersebut. Beliau sudah mengambara ke Hijaz, Syiria, Khurasan, dan berbagai kawasan lainnya yang menjadi pusat ilmu dan kebudayaan pada saat itu. Tradisi mengembara sudah menjadi keharusan bagi siapa saja yang ingin mencari ilmu kala itu.[3]

Abu Dawud sudah berkecimpung dalam bidang hadis sejak berusia belasan tahun. Hal ini diketahui mengingat pada tahun 221 H, dia sudah berada di Baghdad, dan di sana dia menemui kepergian Imam Muslim sebagaimana yang dia katakan: “Aku menyaksikan jenazahnya dan menyalatkannya.”[4]

Atas permintaan gubernur Bashrah, saudara khalifah al-Muwafiq, ia diminta menetap di Bashrah, disana ia mengajar dan menulis kitab-kitab. Abu Dawud pun memenuhi permintaan gubernur itu. Diantara keindahan cahaya Islam kala itu, setiap penguasa muslim berlomba-lomba mengharumkan daerahnya dengan ilmu pengetahuan. Tradisi itu senantiasa menjadi program setiap penguasa pada masa itu.[5]

Abu Dawud disebut-sebut sebagai penganut mazhab Hanbali, sebab ia adalah murid pilihan Imam Ahmad bin Hanbal dalam bidang hadis, bukan dalam bidang fiqih. Abu Ishaq al-Syairazi dalam Thobaqot al-Fuqaha, dan Qadhi Abu al-Husein bin Abu Ya’la dalam Thobaqot al-Hanabilah mencantumkan Abu Dawud sebagai penganut mazhab Hanbali.[6]

Mengenai karyanya, kitab Sunan Abu Dawud, begitu disebutnya, berbeda dengan kitab Jami’, Musnad, atau yang lainnya. Jika Jami’ mencangkup semua tema keagamaan, sedangkan Sunan hanya memuat hadis-hadis yang berkaitan dengan masalah fiqih saja. Sistematika penulisan hadis di dalamnya pun biasanya mengikuti tema-tema yang lazim dengan susunan kitab fiqih. Adapun Musnad, adalah kitab hadis yang disusun berdasarkan sanad mata rantai periwayatan hadis dari para sahabat Nabi.

Para ulama sebelum Abu Dawud telah menyusun kitab-kitab seperti yang telah dijelaskan di atas dan sejenisnya. Mereka kemudian memasukan dalam sunah-sunah dan hukum-hukum yang ada, unsur berita, cerita, adab dan nasihat. Dalam kitab Sunan yang murni, belum ada seorang ulama pun yang bermaksud memisahkan dan mengkhususkannya (dari unsur berita, cerita, adab, dan lain-lain).

Sampai akhirnya datanglah Abu Dawud, yang kemudian mengumpulkan secara spesifik hadis-hadis tentang hukum, dan tidak memasukan unsur-unsur lainnya. Ia telah melakukan apa yang tidak dilakukan orang lain. Ketika kitab itu diperlihatkan kepada Imam Ahmad, beliau pun menyambutnya dengan baik. Ibrahim al-Harbi berkata: “Ketika Abu Dawud menyusun kitab tersebut, hadis dilunakkan baginya, sebagaimana besi yang dilunakkan untuk Nabi Dawud As.”[7]

Kitab Sunan Abu Dawud sendiri disusun ketika beliau berada di Tarsus, sebuah kota kecil di Iraq, selama 20 tahun. Dari 500 ribu hadis yang berhasil dikumpulkan Abu Dawud, beliau hanya mencantumkan 4.800 ribu hadis di dalam Sunan-nya. Hadis-hadis tersebut di kelompokkan ke dalam 35 “kitab” dan sekian ratus “bab”, yang masing-masing kitab membicarakan satu tema pokok tertentu, sedangkan setiap bab berisi beberapa buah hadis yang menjelaskan tema pokok itu.

Dalam Sunan-nya tidak hanya memuat hadis shahih saja, tetapi juga hadis-hadis hasan dan dlai’f yang tidak terlalu lemah. Abu Dawud pun mencantumkan hadis-hadis yang tidak disepakati oleh para ulama hadis untuk ditinggalkan. Dan untuk hadis yang lemah dicantumkan pula sebab kelemahannya. Hadis jenis ini, menurut Abu Dawud lebih baik daripada pendapat orang alim sekalipun.[8]

Abu Dawud telah menyusun banyak kitab, dan meninggal di Bashrah tahun 275 H, ketika umur 73 tahun.[9]

Wallahu Alam.


[1] Abu Zahw, Hadits Muhadditsun, hal. 309

[2] https://id.wikipedia.org/wiki/Abu_Dawud#cite_note-1

[3] Abdul Majid Zainul M, Para Perawi Hadits, hal. 45-46

[4] Abu Bakar Ahmad bin Ali (Khatib al-Baghdadi), Tarikh al-Baghdadi, juz IX, hal 56.

[5] Abdul Majid Zainul M, Para Perawi Hadits, hal. 45-46

[6] Ibid, hal 46

[7] Abu Zahw, Hadits Muhadditsun, hal. 309

[8] Abdul Majid Zainul M, Para Perawi Hadits, hal. 47

[9] Abu Zahw, Hadits Muhadditsun, hal. 309

Penulis merupakan mahasantri semester 2

Editor: Alfiya Hanafiyah

Tags: abudawudartikelMahasantriniografisunan
Previous Post

Menjembatani Tradisi dan Modernitas: Tantangan Pembaruan Paradigma Islam Abad 21

Next Post

Flashback Sosok Imam Tirmizi dan Karyanya

Vigar Ramadhan

Vigar Ramadhan

Saya Vigar, anak lelaki yang berasal dari keluarga baik-baik. Seorang manusia jelata yang bercita-cita menjadi rakyat biasa. Yang kadang baca, kadang nulis, seringnya ngopi.

Related Posts

Air yang Tak Ternajisi: Refleksi Hadis Dua Qullah dalam Dakwah Gus Miek di Dunia Malam
Artikel

Air yang Tak Ternajisi: Refleksi Hadis Dua Qullah dalam Dakwah Gus Miek di Dunia Malam

by Ridwan GG
Oktober 19, 2025
Investigasi Pondasi Hadis Syeikh Naquib Al-Attas dalam Falsafah Pendidikan Islam
Artikel Ringan

Investigasi Pondasi Hadis Syeikh Naquib Al-Attas dalam Falsafah Pendidikan Islam

by YUNIAR INDRA
Oktober 1, 2025
Kesibukan Tanpa Makna: Renungan Islam untuk Menata Hidup di Tengah Arus Produktivitas Modern
Artikel

Kesibukan Tanpa Makna: Renungan Islam untuk Menata Hidup di Tengah Arus Produktivitas Modern

by AI NURUSSAADAH
September 9, 2025
Menelisik Demonstrasi Dalam Kacamata Fiqhul Hadis
Artikel

Menelisik Demonstrasi Dalam Kacamata Fiqhul Hadis

by Wildan Husin
September 2, 2025
Tafsir Ahkam: Hijab Style di Era Serba Tren
Artikel

Tafsir Ahkam: Hijab Style di Era Serba Tren

by Syalmahat Maha
Juli 30, 2025
Next Post
Flashback Sosok Imam Tirmizi dan Karyanya

Flashback Sosok Imam Tirmizi dan Karyanya

Tinggalkan Balasan Batalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

register akun perpus maha

Premium Content

Bagaimana Proses Transmisi Khobar Mutawatir dan Khobar Ahad kepada kita?

Bagaimana Proses Transmisi Khobar Mutawatir dan Khobar Ahad kepada kita?

Agustus 29, 2023
Siapa Ulama?

Siapa Ulama?

Agustus 29, 2023
Kapankah Sanad Mulai Dipertanyakan?

Kapankah Sanad Mulai Dipertanyakan?

Agustus 29, 2023

Browse by Category

  • Artikel
  • Artikel Ringan
  • Berita
  • biografi
  • Feminisme
  • Fikih Ibadah
  • Fiqhul Hadis
  • Hadis Tematik
  • Hasyimian
  • Kajian Fikih
  • Kajian Hadis
  • Library Management System
  • Opini
  • Orientalis
  • powerpoint
  • Resensi
  • Review Literatur
  • Sejarah Hadis
  • tafsir dan ulum al-qur'an
  • Tasawuf dan Tarekat
  • Tekno
  • ulumul hadits
  • Uncategorized

Browse by Tags

agama ahli fiqih Alam artikel demonstrasi dermawan dirasat asanid fikih hadis hadist Hadratussyeikh KH. Hasyim Asy’ari Hasyim Asy'ari ilmu hadis islam jurnal Kajianhadis kajian hadis kajianhadist kitab kritik hadis lingkungan ma'hadaly ma'had aly ma'hadalyhasyimasy'ari mahad aly mahad aly hasyim asyari Mahasantri masyayikh Tebuireng Metodelogi Muhaddis musthalah hadits Nabi Muhammad Nuskha OJS orientalis Puasa Ramadhan sains sanad sejarah Shalat tafsir takhrij Tarawih Tebuireng
Nuskha

© 2023 Nuskha - powered by Perpustakaan Ma'had Aly Hasyim Asy'ari Pesantren Tebuireng.

Navigate Site

  • Account
  • Game Hadis
  • Koleksi Kitab Digital
  • Kontributor
  • Logout
  • My Profile
  • NUSKHA
  • Password Reset
  • Pendaftaran Akun Penulis
  • Perpus MAHA
  • جدول مراتب الجرح والتعديل

Follow Us

No Result
View All Result
  • Home
  • Kajian Hadis
  • Kajian Fikih
  • Berita
  • Mulai menulis

© 2023 Nuskha - powered by Perpustakaan Ma'had Aly Hasyim Asy'ari Pesantren Tebuireng.

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In
Are you sure want to unlock this post?
Unlock left : 0
Are you sure want to cancel subscription?