• Kontributor
  • Daftar
  • Login
Upgrade
Nuskha
Advertisement
  • Home
  • Artikel
    • Kajian Hadis
      • ulumul hadits
      • Sejarah Hadis
    • Artikel Ringan
    • Kajian Fikih
    • Review Literatur
    • biografi
    • tafsir dan ulum al-qur’an
    • Tekno
  • Agenda
  • download
    • Skripsi
    • powerpoint
No Result
View All Result
  • Home
  • Artikel
    • Kajian Hadis
      • ulumul hadits
      • Sejarah Hadis
    • Artikel Ringan
    • Kajian Fikih
    • Review Literatur
    • biografi
    • tafsir dan ulum al-qur’an
    • Tekno
  • Agenda
  • download
    • Skripsi
    • powerpoint
No Result
View All Result
Nuskha
No Result
View All Result
Home Artikel Ringan

Kajian Hadis: “Dimanakah Allah? Allah Di Langit”

Wildan Husin by Wildan Husin
Februari 11, 2025
in Artikel Ringan, Kajian Hadis
0
Kajian Hadis: “Dimanakah Allah? Allah Di Langit”

Prolog

عَنْ مُعَاوِيَةَ بْنِ الْحَكَمِ السَّلَمِيِّ قَالَ كَانَتْ لِيْ جَارِيَةٌ تَرْعَى غَنَمًا لِيْ قُلْتُ يَا رَسُوْلَ اللهِ أَفَلاَ أُعْتِقُهَا قَالَ اِئْتِنِيْ بِهَا فَأَتَيْتُهُ بِهَا فَقَالَ لَهَا أَيْنَ اللهُ قَالَتْ فِي السَّمَاءِ قَالَ مَنْ أَنَا قَالَتْ أَنْتَ رَسُوْلُ اللهِ قَالَ أَعْتِقْهَا فَإِنَّهَا مُؤْمِنَةٌ. (رواه مسلم 357)

Diriwayatkan dari Muawiyah bin al-Hakam al-Salami. Ia berkata: “Aku punya seorang budak perempuan, yang menggembala kambingku. Aku berkata: “Wahai Rasulullah, bagaimana jika aku memerdekannya?” Beliau menjawab: “Bawa budak itu ke sini.” Lalu aku membawanya kepada beliau. Beliau berkata kepadanya: “Di mana Tuhan?” Ia menjawab: “Di langit.[1]

Hadis yang diriwayatkan dalam kitab Shahih Muslim ini sering dijadikan dalil oleh kelompok Wahabi untuk menyatakan bahwa Allah berada di langit. Mereka berargumen bahwa ketika Nabi Muhammad saw. bertanya kepada budak perempuan tersebut, “Di mana Allah?” dan ia menjawab “Di langit,” Nabi tidak membantahnya, bahkan mengakui keimanannya.

Menurut pemahaman kelompok Wahabi, hadis ini menunjukkan bahwa Allah Swt. memiliki tempat tertentu, yaitu di atas langit. Mereka memahami sabda Nabi Muhammad saw. dalam hadis ini secara zahir, yaitu sebagai keberadaan Allah Swt. di atas secara hakiki. Dalam tulisan ini, penulis akan menganalisis apakah pemahaman mereka benar atau tidak? Pastinya, dengan membandingkan pemahaman mereka dengan pemikiran ulama yang teruji kredibilitasnya.

Analisis

Dalam konteks hadis ini, Imam Al-Maziri dalam kitab Al-Mu’allim bi Fawaidil Muslim, menjelaskan bahwa hadis ini tidak menunjukkan tempat Allah Swt., melainkan menunjukkan keagungan Dzat Allah dan langit adalah kiblat doa. Lebih detailnya, beliau berkata:

وإشارتها إلى السماء إخبار عن جلالته تعالى في نفسها والسماء قبلة الداعين كما أن الكعبة قبلة المصلين فكما لم يدلّ استقبال الكعبة على أن الله جلت قدرته فيها لم يدل التوجه إلى السماء، والإشارة على أن الله سبحانه حال فيها

“Isyaratnya ke langit mengabarkan tentang keagungan pada diri-Nya. Langit adalah kiblatnya orang berdoa, sebagaimana ka’bah kiblatnya orang shalat. Maka, sebagaimana menghadap ka’bah saat shalat bukan berarti Allah ada di dalamnya, begitu pula saat berdoa mengisyaratkan ke arah langit bukan berarti Allah ada di atasnya.”[2]

Senada dengan penjelasan Imam Al-Marizi, Imam An-Nawawi menegaskan bahwa hadis tersebut termasuk nash-nash mutasyabihat (nash yang memiliki makna yang belum jelas) yang mana dalam memahaminya terdapat dua metode dalam literatur Ahlussunah wal Jamaah. Lebih jelasnya, ia berkata:

هَذَا الْحَدِيثُ مِنْ أَحَادِيثِ الصَّفَاتِ وَفِيهَا مَذْهَبَانِ تَقَدَّمَ أَحَدُهُمَا الْإِيمَانُ بِهِ مِنْ غَيْرِ خَوْضٍ فِي مَعْنَاهُ مَعَ اعْتِقَادِ أَنَّ الله تَعَالَى لَيْسَ كَمِثْلِهِ شَيْء وَتَنْزِيهِهِ عَنْ سِمَاتِ الْمَخْلُوقَاتِ وَالثَّانِي تَأْوِيلُهُ بِمَا يَلِيقُ بِهِ فَمَنْ قَالَ بِهَذَا قَالَ كَانَ الْمُرَادُ امْتِحَانَهَا هَلْ هِيَ مُوَحِّدَةٌ تُقِرُّ بِأَنَّ الْخَالِقَ الْمُدَبِّرَ الْفَكَّالَ هُوَ اللهُ وَحْدَهُ

“Hadis ini termasuk hadis-hadis sifat. Ada dua madzhab dalam memahaminya seperti yang telah kami sebutkan dalam Kitab al-Iman. Pendapat pertama. Hendaknya mengimaninya tanpa menceburkan diri dalam pergulatan apa maknanya, juga meyakini bahwa Allah Ta’ala tidak ada yang serupa dengan-Nya suatu apa pun, dan mensucikan-Nya dari semua tanda-tanda makhluk. Pendapat kedua. Mentakwilnya dengan makna yang pantas bagi-Nya. Pihak ini mengatakan bahwa Rasulullah saw. bermaksud menguji wanita itu apakah dia seorang ahli tauhid yang mengakui bahwa Allah adalah satu-satunya pencipta dan pengatur manusia.”[3]

Dari penjelasan Imam An-Nawawi, dapat kita pahami bahwa sebagian ulama mengimani hadis ini tanpa men-takwil artinya, tetapi dengan tetap meyakini bahwa Allah Swt. tidak serupa dengan makhluk. Sedangkan ulama lain menjelaskan bahwa tujuan Nabi bertanya kepada budak bukanlah untuk menanyakan tentang keberadaan Allah Swt., melainkan Nabi menguji budak tersebut apakah ia beriman kepada Allah Swt. sebagai Tuhan yang menciptakan langit dan bumi, bukan beriman kepada para berhala yang berada di bumi. Hal ini diperkuat dengan pernyataan Abu Hayyan Al-Andulusi. Dalam kitab tafsir Bahrul Muhith, Abu Hayyan menjelaskan:

 حديث الأمة التي قال لها رسول الله صلى الله عليه وسلم : أين ربك، فأشارت إلى السماء، فقالإنها مؤمنة، لأنه فهم منها أن مرادها نفي الآلهة الأرضية التي هي الأصنام لا إثبات السماء مكانا لله تعالى

“Hadis budak yang nabi saw. bertanya kepadanya: “Dimana Tuhanmu?” lalu ia mengisyaratkan ke langit, kemudian Nabi bersabda : “ Dia wanita yang beriman”, maka hadis ini dipahami bahwa yang dimaksud adalah menafikan tuhan-tuhan yang ada disembah bumi yaitu berhala-berhala, bukan menetapkan langit sebagai tempat Allah Ta’alaa“.[4]

Epilog

Dari uraian singkat di atas, kita mendapatkan satu konklusi bahwa ulama Ahlu as-Sunnah wa al-Jamaah, khususnya dari kalangan Asy’ariyah dan Maturidiyah, menginterpretasi hadis ini dalam konteks kemuliaan dan ketinggian derajat Allah Swt., bukan dalam arti tempat fisik. Mereka menegaskan bahwa Allah Swt. tidak terikat oleh ruang dan waktu, karena sifat-sifat-Nya tidak serupa dengan makhluk. Dengan demikian, pemahaman kelompok Wahabi terhadap hadis ini lebih cenderung pada makna literal atau zahir saja, dan bertentangan dengan interpretasi ulama lain dengan pendekatan yang lebih sesuai dengan kaidah tauhid bahwa Allah Swt. tidak menyerupai makhluk-Nya.


[1] HR. Muslim, No. 357

[2] Al-Mu’allim bi Fawaidil Muslim, 1/412

[3] Syarhu Nawawi ‘ala Muslim, 5/24

[4] Tafsir Bahrul Muhith, 6/285


Penulis: Mahasantri semeter 2 (Angkatan Amatsil)

Editor: Vigar Ramadhan Dano M.D.

Tags: artikelKajianhadismahad aly hasyim asyariMahasantri
Previous Post

Riwayat Bil Makna: Validitas Hadis dalam Ilmu Nahwu

Next Post

Dasar Pertimbangan Para Imam dalam Mengesampingkan Sebagian Hadis dan Implikasinya terhadap Ijtihad

Wildan Husin

Wildan Husin

Pecinta Kajian

Related Posts

Meluruskan Kesalahpahaman Hadis “Salat Orang Mabuk Tidak Diterima 40 Hari”
Artikel Ringan

Meluruskan Kesalahpahaman Hadis “Salat Orang Mabuk Tidak Diterima 40 Hari”

by Ridwan GG
Oktober 13, 2025
Investigasi Pondasi Hadis Syeikh Naquib Al-Attas dalam Falsafah Pendidikan Islam
Artikel Ringan

Investigasi Pondasi Hadis Syeikh Naquib Al-Attas dalam Falsafah Pendidikan Islam

by YUNIAR INDRA
Oktober 1, 2025
Laku Menulis adalah Laku Merawat Ilmu; Sebuah Refleksi dan Motivasi
Artikel Ringan

Laku Menulis adalah Laku Merawat Ilmu; Sebuah Refleksi dan Motivasi

by Vigar Ramadhan
September 22, 2025
Membaca Sikap Khulafa’ ar-Rasyidin saat Hadapi Kritik Rakyat: Refleksi Konstruktif terhadap Respons ‘Tone-Deaf’ Pemerintah Hingga ‘Insult Politics’ Pejabat Negara
Artikel Ringan

Membaca Sikap Khulafa’ ar-Rasyidin saat Hadapi Kritik Rakyat: Refleksi Konstruktif terhadap Respons ‘Tone-Deaf’ Pemerintah Hingga ‘Insult Politics’ Pejabat Negara

by Syifa' Q.
September 11, 2025
Kesibukan Tanpa Makna: Renungan Islam untuk Menata Hidup di Tengah Arus Produktivitas Modern
Artikel

Kesibukan Tanpa Makna: Renungan Islam untuk Menata Hidup di Tengah Arus Produktivitas Modern

by AI NURUSSAADAH
September 9, 2025
Next Post
Dasar Pertimbangan Para Imam dalam Mengesampingkan Sebagian Hadis dan Implikasinya terhadap Ijtihad

Dasar Pertimbangan Para Imam dalam Mengesampingkan Sebagian Hadis dan Implikasinya terhadap Ijtihad

Tinggalkan Balasan Batalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

register akun perpus maha

Premium Content

Genealogi Living Hadis: Sejarah singkat & Perkembangan Konsep dalam Kajian Hadis

Genealogi Living Hadis: Sejarah singkat & Perkembangan Konsep dalam Kajian Hadis

Februari 25, 2025
Perayaan Idulfitri dalam Hadis Nabi SAW: Sejarah, Keutamaan, dan Pemaknaannya

Perayaan Idulfitri dalam Hadis Nabi SAW: Sejarah, Keutamaan, dan Pemaknaannya

April 11, 2025
Shalat Tarawih dalam Hadis dan Pandangan Mazhab Mengenai Praktiknya

Shalat Tarawih dalam Hadis dan Pandangan Mazhab Mengenai Praktiknya

Maret 21, 2025

Browse by Category

  • Artikel
  • Artikel Ringan
  • Berita
  • biografi
  • Feminisme
  • Fikih Ibadah
  • Fiqhul Hadis
  • Hadis Tematik
  • Hasyimian
  • Kajian Fikih
  • Kajian Hadis
  • Library Management System
  • Opini
  • Orientalis
  • powerpoint
  • Resensi
  • Review Literatur
  • Sejarah Hadis
  • tafsir dan ulum al-qur'an
  • Tasawuf dan Tarekat
  • Tekno
  • ulumul hadits
  • Uncategorized

Browse by Tags

agama ahli fiqih Alam artikel demonstrasi dermawan dirasat asanid fikih hadis hadist Hadratussyeikh KH. Hasyim Asy’ari Hasyim Asy'ari ilmu hadis islam jurnal Kajianhadis kajian hadis kajianhadist kitab kritik hadis lingkungan ma'hadaly ma'had aly ma'hadalyhasyimasy'ari mahad aly mahad aly hasyim asyari Mahasantri masyayikh Tebuireng Metodelogi Muhaddis musthalah hadits Nabi Muhammad Nuskha OJS orientalis Puasa Ramadhan sains sanad sejarah Shalat tafsir takhrij Tarawih Tebuireng
Nuskha

© 2023 Nuskha - powered by Perpustakaan Ma'had Aly Hasyim Asy'ari Pesantren Tebuireng.

Navigate Site

  • Account
  • Game Hadis
  • Koleksi Kitab Digital
  • Kontributor
  • Logout
  • My Profile
  • NUSKHA
  • Password Reset
  • Pendaftaran Akun Penulis
  • Perpus MAHA
  • جدول مراتب الجرح والتعديل

Follow Us

No Result
View All Result
  • Home
  • Kajian Hadis
  • Kajian Fikih
  • Berita
  • Mulai menulis

© 2023 Nuskha - powered by Perpustakaan Ma'had Aly Hasyim Asy'ari Pesantren Tebuireng.

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In
Are you sure want to unlock this post?
Unlock left : 0
Are you sure want to cancel subscription?