• Kontributor
  • Daftar
  • Login
Upgrade
Nuskha
Advertisement
  • Home
  • Artikel
    • Kajian Hadis
      • ulumul hadits
      • Sejarah Hadis
    • Artikel Ringan
    • Kajian Fikih
    • Review Literatur
    • biografi
    • tafsir dan ulum al-qur’an
    • Tekno
  • Agenda
  • download
    • Skripsi
    • powerpoint
No Result
View All Result
  • Home
  • Artikel
    • Kajian Hadis
      • ulumul hadits
      • Sejarah Hadis
    • Artikel Ringan
    • Kajian Fikih
    • Review Literatur
    • biografi
    • tafsir dan ulum al-qur’an
    • Tekno
  • Agenda
  • download
    • Skripsi
    • powerpoint
No Result
View All Result
Nuskha
No Result
View All Result
Home Artikel

Kitab-Kitab Hadis pada Masa Awal Islam: Bukti Historis Awal Kodifikasi Hadis

Vigar Ramadhan by Vigar Ramadhan
Juni 22, 2025
in Artikel, Kajian Hadis, Sejarah Hadis
0
Kitab-Kitab Hadis pada Masa Awal Islam:  Bukti Historis Awal Kodifikasi Hadis

Apabila umat Islam pada masa awal telah memiliki kemampuan untuk menulis dan membaca, dan apabila Nabi Muhammad Saw. telah menganjurkan para sahabat untuk menulis hadis, maka pertanyaan yang muncul sekarang adalah, apakah ada suatu dokumen yang membuktikan bahwa para sahabat telah menulis hadis pada masa itu, atau dengan kata lain apakah ada kitab-kitab hadis yang ditulis pada masa awal Islam? Pertanyaan ini penting karena menyangkut orisinalitas dan autentisitas hadis sebagai sumber ajaran Islam. Pertanyaan semacam ini selalu muncul ke permukaan karena masih ada sementara orang yang beranggapan bahwa orang yang pertama kali menulis hadis adalah Ibnu Syihab al-Zuhri pada masa pemerintahan Khalifah Umar bin ‘Abd al-‘Aziz. Karena al-Zuhri wafat pada tahun 123 H, maka ada orang yang berkesimpulan bahwa penulisan hadis yang pertama kali itu dilakukan jauh sesudah Nabi Saw. wafat. Karena jauhnya jarak waktu antara masa hidup Nabi Saw. dengan penulisan hadis beliau, maka mungkin sekali terjadi pemalsuan-pemalsuan terhadap hadis sehingga otentisitasnya tidak dapat dipertanggungjawabkan, dan karenanya hadis tidak dapat dijadikan sumber syariat Islam. Dari sinilah penting untuk menelusuri bukti-bukti tertulis dari masa awal Islam, khususnya masa sahabat, untuk menjawab keraguan terhadap validitas hadis sebagai sumber hukum Islam.

Meskipun anggapan di atas telah dijawab bahwa apa yang dilakukan al-Zuhri itu adalah mengumpulkan tulisan-tulisan hadis, bukan menulis hadis untuk pertama kalinya, namun pertanyaan di atas tetap menggoda sementara orang mengingat Al-Qur’an merupakan kitab tertulis yang ditinggalkan Nabi Saw. sehingga layak menjadi sumber syariat Islam, berbeda halnya dengan apa yang disebut hadis.[1] Oleh karena itu, perlu dihadirkan bukti-bukti historis bahwa hadis juga telah ditulis sejak masa Nabi Saw. Maka, pada artikel kali ini, penulis akan memberikan beberapa contoh dan penjelasan tentang kitab-kitab hadis yang sudah ada sejak awal masa Islam. Penelusuran ini akan dimulai dengan menjelaskan berbagai istilah dan bentuk tulisan yang digunakan dalam mencatat hadis pada masa itu.

Kitab dan Shahifah
Ada beberapa istilah yang dipakai oleh ahli-ahli hadis klasik untuk menunjuk kepada catatan-catatan atau tulisan-tulisan hadis. Istilah-istilah itu ialah daftar, kurrasah, diwan, kitab, shahifah, tumar, darj, dan lain-lain. Daftar, kurasah, diwan, kitab, dan shahifah adalah alat tulis yang datar di mana bentuk luarnya mirip buku yang dikenal sekarang ini, sementara tumar dan darj biasanya merupakan alat tulis yang panjang dan digulung. Berbeda halnya dengan buku-buku yang dikenal sekarang ini, di mana pengarang atau penulisnya memberikan nama tertentu untuk karya tulisnya itu, kitab-kitab pada masa awal Islam tidak selamanya demikian. Tidak kurang dari 52 orang sahabat Nabi Saw. telah menulis kitab (shahifah) yang berisi hadis-hadis yang mereka terima dari Nabi Saw., atau mereka mendiktekan hadis-hadisnya kepada para muridnya. Namun mereka tidak memberikan nama tertentu kepada kitab-kitab yang mereka tulis, kecuali beberapa orang saja yang akan dituturkan nanti.[2] Untuk menggambarkan lebih lanjut, berikut beberapa contoh shahifah milik para sahabat.

Misalnya sahabat Ali bin Abu Thalib, beliau memiliki shahifah (buku) yang selalu diikatkan di pedangnya. Shahifah ini berisi hadis-hadis Nabawi tentang hukum pidana, zakat, dan sebagainya. Karena shahifah itu tidak memiliki nama tertentu akhirnya ia hanya dikenal sebagai Shahifah Amir al-Mu’minin Ali bin Abu Thalib. Terkadang shahifah beliau itu juga disebut dengan kitab saja. Seperti dituturkan oleh putra beliau sendiri Muhammad bin Ali bin Abu Thalib (w. 81 H) yang populer dengan panggilan Ibn al-Hanafiyah; katanya, “Ayahku berkata, ‘Ambillah kitab ini dan bawalah kepada Utsman’.”[3]

Sahabat Abdullah bin Mas’ud juga mempunyai kitab hadis yang beliau tulis dengan tangan beliau sendiri. Begitu pula para sahabat yang lain, seperti Sa’ad bin Ubadah al-Anshari (w. 15 H), Abu Rafi’ mantan sahaya Nabi Saw. (w. 35 H), Asma binti Umais (w. 38 Η), Samurah bin Jundub (w. 60 H), Abdullah bin Umar (w. 73 H), Jarir bin Abdullah (w. 78 H), dan lain-lain, mereka memiliki kitab-kitab hadis. Bukti ini menunjukkan bahwa praktik penulisan hadis memang telah dilakukan oleh para sahabat secara langsung, bukan baru muncul pada masa tabi’in atau setelahnya.

Al-Shahifah al-Shadiqah
Di samping istilah shahifah, ada juga istilah nuskhah, seperti Naskah Samurah bin Jundub yang disebut di atas tadi. Pengertian nuskhah di sini sama dengan shahifah, yaitu catatan-catatan atau tulisan-tulisan hadis. Baik nuskhah maupun shahifah umumnya dinisbahkan (dikaitkan) dengan nama penulisnya, karena seperti dituturkan di depan, para penulisnya tidak memberikan nama tertentu bagi tulisannya itu. Namun demikian, ada sementara sahabat Nabi Saw. yang sudah memberikan nama tertentu bagi karya tulisnya, seperti halnya orang sekarang. Salah satunya adalah Abdullah bin ‘Amr bin al-‘Ash (7 H – 65 H). Beliau memberikan nama bagi shahifahnya dengan nama al-Shadiqah. Sebagai seorang penulis yang ulung di kalangan para sahabat, beliau memperoleh izin dari Nabi Saw. untuk menulis hadis-hadisnya. Karenanya, beliau banyak menulis hadis.[4]

Dan tampaknya, Abdullah bin ‘Amr ini adalah orang yang pertama kali menulis hadis di hadapan Nabi Saw. Karenanya, beliau merasa bangga sekali dengan kitabnya itu. Sampai beliau pernah mengatakan, “Tidak ada yang saya senangi di dunia ini kecuali al-Shadiqah dan al-Wahdh. al-Shadiqah adalah shahifah (buku) yang berisi hadis-hadis yang saya tulis dari Nabi Saw., sedangkan al-Wahdh adalah tanah yang diwakafkan oleh ayahku Amr bin al-‘Ash“.[5] Kitab al-Shadiqah ini beliau simpan di dalam sebuah peti kayu agar tidak rusak atau hilang. Dan menurut Ibn al-Atsir, kitab tersebut memuat seribu buah hadis, namun menurut sumber lain jumlah hadisnya hanya lima ratus buah saja. Sementara pada saat ini kita tidak dapat menemukan naskah asli kitab tersebut, yang ada hanyalah salinannya saja yang selengkapnya termuat dalam al-Musnad adanya Imam Ahmad bin Hanbal dan kitab-kitab yang lain.[6] Walau bagaimana pun, kitab al-Shadiqah ini merupakan dokumen ilmiah yang sangat penting karena ia membuktikan adanya penulisan hadis di hadapan Nabi Saw. sendiri dan atas izin dari beliau. Penemuan semacam ini menjadi lebih kuat ketika kita melihat adanya naskah lain yang masih bisa diakses hingga hari ini, seperti al-Shahifah al-Shahihah karya Hammam bin Munabbih.

Page 1 of 2
12Next
Tags: Buktihadisislamsejarah
Previous Post

Daging dalam Timbangan Hadis dan Medis: Sehat Jika Bijak, Bahaya Jika Berlebihan

Next Post

Kritik Hadis dan Metodologi Tahammul dalam Hadis Nabi SAW

Vigar Ramadhan

Vigar Ramadhan

Saya Vigar, anak lelaki yang berasal dari keluarga baik-baik. Seorang manusia jelata yang bercita-cita menjadi rakyat biasa. Yang kadang baca, kadang nulis, seringnya ngopi.

Related Posts

Air yang Tak Ternajisi: Refleksi Hadis Dua Qullah dalam Dakwah Gus Miek di Dunia Malam
Artikel

Air yang Tak Ternajisi: Refleksi Hadis Dua Qullah dalam Dakwah Gus Miek di Dunia Malam

by Ridwan GG
Oktober 19, 2025
Meluruskan Kesalahpahaman Hadis “Salat Orang Mabuk Tidak Diterima 40 Hari”
Artikel Ringan

Meluruskan Kesalahpahaman Hadis “Salat Orang Mabuk Tidak Diterima 40 Hari”

by Ridwan GG
Oktober 13, 2025
Investigasi Pondasi Hadis Syeikh Naquib Al-Attas dalam Falsafah Pendidikan Islam
Artikel Ringan

Investigasi Pondasi Hadis Syeikh Naquib Al-Attas dalam Falsafah Pendidikan Islam

by YUNIAR INDRA
Oktober 1, 2025
Kesibukan Tanpa Makna: Renungan Islam untuk Menata Hidup di Tengah Arus Produktivitas Modern
Artikel

Kesibukan Tanpa Makna: Renungan Islam untuk Menata Hidup di Tengah Arus Produktivitas Modern

by AI NURUSSAADAH
September 9, 2025
Menelisik Demonstrasi Dalam Kacamata Fiqhul Hadis
Artikel

Menelisik Demonstrasi Dalam Kacamata Fiqhul Hadis

by Wildan Husin
September 2, 2025
Next Post
Kritik Hadis dan Metodologi Tahammul dalam Hadis Nabi SAW

Kritik Hadis dan Metodologi Tahammul dalam Hadis Nabi SAW

Tinggalkan Balasan Batalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

register akun perpus maha

Premium Content

Penjelasan para Ulama dalam Perintah Hadis Nabi Muhammad SAW: Menyegerakan Berbuka Puasa

Penjelasan para Ulama dalam Perintah Hadis Nabi Muhammad SAW: Menyegerakan Berbuka Puasa

Maret 27, 2025
Koleksi Kitab Hadrotussyaikh KH. M. Hasyim Asy’ari

Koleksi Kitab Hadrotussyaikh KH. M. Hasyim Asy’ari

Agustus 29, 2023
Memelihara Anjing, Bolehkah Bagi Seorang Muslim?

Memelihara Anjing, Bolehkah Bagi Seorang Muslim?

Oktober 6, 2023

Browse by Category

  • Artikel
  • Artikel Ringan
  • Berita
  • biografi
  • Feminisme
  • Fikih Ibadah
  • Fiqhul Hadis
  • Hadis Tematik
  • Hasyimian
  • Kajian Fikih
  • Kajian Hadis
  • Library Management System
  • Opini
  • Orientalis
  • powerpoint
  • Resensi
  • Review Literatur
  • Sejarah Hadis
  • tafsir dan ulum al-qur'an
  • Tasawuf dan Tarekat
  • Tekno
  • ulumul hadits
  • Uncategorized

Browse by Tags

agama ahli fiqih Alam artikel demonstrasi dermawan dirasat asanid fikih hadis hadist Hadratussyeikh KH. Hasyim Asy’ari Hasyim Asy'ari ilmu hadis islam jurnal Kajianhadis kajian hadis kajianhadist kitab kritik hadis lingkungan ma'hadaly ma'had aly ma'hadalyhasyimasy'ari mahad aly mahad aly hasyim asyari Mahasantri masyayikh Tebuireng Metodelogi Muhaddis musthalah hadits Nabi Muhammad Nuskha OJS orientalis Puasa Ramadhan sains sanad sejarah Shalat tafsir takhrij Tarawih Tebuireng
Nuskha

© 2023 Nuskha - powered by Perpustakaan Ma'had Aly Hasyim Asy'ari Pesantren Tebuireng.

Navigate Site

  • Account
  • Game Hadis
  • Koleksi Kitab Digital
  • Kontributor
  • Logout
  • My Profile
  • NUSKHA
  • Password Reset
  • Pendaftaran Akun Penulis
  • Perpus MAHA
  • جدول مراتب الجرح والتعديل

Follow Us

No Result
View All Result
  • Home
  • Kajian Hadis
  • Kajian Fikih
  • Berita
  • Mulai menulis

© 2023 Nuskha - powered by Perpustakaan Ma'had Aly Hasyim Asy'ari Pesantren Tebuireng.

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In
Are you sure want to unlock this post?
Unlock left : 0
Are you sure want to cancel subscription?